Selasa, 26 April 2011

Apakah Penting Bimbingan Konseling di Sekolah?

     Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwasanya setiap manusia yang hidup pasti memiliki masalah. Semakin banyak usia sang manusoa makan semakin komplekslah masalah yang dihadapi. Seperti halnya pada siswa di sekolah sekolah. Banyak sekali probematika di dunia sekolah. Apalagi seorang siswa yang notabenenya adalah seorang remaja yang mungkin terkenal dengan sikap labilnya juga inginn mengaktualisasikan birinya, maka masalah seaakan-akan terus menari di dalam kehidupannya. Seperti halnya masalah dengan gaya pembelajaran guru, atau masalah pada teman sebaya. Dalam hal ini lah sangat dirasakan pentinmgnya Bimbingan Konselor hadir di tengah-tengah siswa. Sebenarnya Bimbingan konselor ini mempunyai tujuan untuk mengatasi permasalahan :
  • Memahami kesulitan dalam memahami dirinya sendiri
  • Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
  • Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapi
  • Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakat dalam bidang pendidikan dan kemungkinan pekerjaan secara tepat.

     Jadi dapat kita simpulkan bahwasanya peran Bimbingan Konseling di dunia sekolah bsangatlah penting. Namun dalam pelaksanaanya, terkadang siswa salah mengartikan Bimbingan Konseling tersebut. Para siswa sering mengartikan bahwasanya Bimbingan Konseling itu merupakan tempat anak bandel yang bermasalah. Ayolah para siswa, manfaatkan kehadiran Bimbingan konseling itu dengan baik di sekolah mu, agar proses belajar bisa semakin baik dan pendidikan yang baik akan kita dapatkan.


 
Sumber : Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok : LPSP3 Fakultas Psikologi UI

Perbedaan Psikolog Pendidikan dan Psikolog Sekolah

     Mungkin sudah tidak asing bagi kita saat mendengar psikolog pendidikan dan psikolog sekolah. Namun, terkadang kita masih bingung dalam membedakan kedua psikolog tersebut dan apa sajakah peranya dalam dunia psikolog di Indonesia. Oleh karenba itulah kita akan bahas perbedaannya dalam postingan kali ini. Ayo kita awali dari apa itu psikolog pendidikan. Psikolog pendidikan merupakan psikolog yang menghususkan diri pada cara memahami pengajaran, dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Biasanya para psikolog pendidikan berguna dalam penerapan prinsip-prinsip:
  • Belajar dalam kelas
  • Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
  • Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
  • Sosialisasi proses dan interaksi proses itu dengan pendayahgunaan kognitif dan penyelenggaraan pendidikan keguruan.
Psikolog pendidikan biasanya mencakup hal yang lebih luas bila dibandingkan dengan psikolog sekolah. Bila psikolog sekolah bermain di ranah sekolah, maka psikolog pendidikan bermain pada ranah luar sekolah namun sekolah juga masuk dalam cakupan kerjannya.  Sebelum sangat mendasar kita bahas psikolog sekolah, kita harus tau apa sih sebenarnya psikolg sekolah itu? Psikolog sekolah ada psikolog yang mengkhususkan diri pada dunia sekolah. Biasanya psikolog sekolah berperan dalam pengaturan kelas yang berhubungan dengan psikologis siswa juga guru. Psikolog sekolah juga bisa memberikan penilaian intelegensia guru, inovasi guru, dalam mengajar, dan lain sebagainya.
     Seorang psikolog sekolah harus bisa dekat dengan siswaataupun guru yang secara tidak langsung juga berhubungan dengan orang tua siswa. Mengapa? yaa.. karena peran psikolog sekolah juga memantau bagaimana prestasi siswa, kelakuan, dan motivasi siswanya. Tetapi yang perlu diingat psikolog sekolah berbeda dengan guru BK. Guru BK biasanya bertugas pada siswanya saja dan dilindungi oleh undang-undang karena memiliki label guru, sedangkan psikolog sekolah lebih sedikit luas cakupannya dan juga psikolog adalah sebuah profesi yang di wajibkan memiliki profesionalisme lebih baik. Jadi sudah jelas lah psikolog pendidikan dan psikolog sekolah memiliki peran yang berbeda namun mungkin memiliki tujuan yang sama yaitu agar dunia pendidikan semakin baik. 

Sumber : Santrock, J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
               http://ekomedia.wordpress.com/2008/07/26/psikologi-pendidikan-sub-disiplin-ilmu-psikologi/

Selasa, 05 April 2011

Fenomena pendidikan keluarga dan sekolah


Fenomena Pendidikan di Keluarga
homeschooling merupakan sarana pendidikan baru yang dapat membantu murid-murid untuk belajar. homeschooling juga aman untuk murid-murid. sekolah sekarang tidak lagi menjadi lembaga pendidikan yang aman. Banyak sekali kasus-kasus kekerasan yang berlangsung di sekolah, dengan korban anak didik, baik yang dilakukan oleh guru terhadap siswa maupun kekerasan siswa terhadap siswa lainnya dan sekolah tidak mampu melindunginya. Ada guru yang memukul siswa hanya karena tidak mengerjakan PR (pekerjaan rumah), ada siswa-siswa yang setiap hari “dikompas” oleh gang siswa lainnya dengan menyetor sebagian uang sakunya, ada tawuran  antarsekolah yang dendam kesumatnya merupakan warisan para seniornya. pendidikan sekolah semakin lama semakin mahal. Walaupun pemerintah telah memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tetapi nyatanya orang tua tetap terbebani banyak biaya. Dari uang pendaftaran, pakaian seragam, ekstra kurikuler, karya wisata, dan berbagai kegiatan lainnya. Beban orang tua juga menjadi beban anak keluarga miskin yang diam-diam menimbulkan depresi jiwa. Sering kita baca di surat kabar, siswa sekolah berusaha bunuh diri karena malu tidak mampu membayar uang sekolah. Homeschooling bisa dilaksanakan dengan biaya seminimal mungkin.
teori yang digunakan dalam masalah ini adalah teori big five yang menjelaskan tentang pribadi introvert. Jadi anak yang homeschooling dominan akan tumbuh menjadi pribadi yang introvert.Pribadi yang tidak suka dengan keramaian dan sosial dunia luar.

Fenomena Pendidikan di Sekolah
contoh kasus buat topik ini adalah kurangnya rasa hormat murid terhadap guru,keadaan kelas yang kurang kondusif sehingga tidak tercipta proses belajar mengajar yang efektif.
teori yang digunakan adalah intervensi minor dan moderat di mana teori ini mengatakan strategi menejemen dalam kelas.
Dalam contoh kasus ini kita menggunakan intervensi moderat yang memberikan solusi solusi sebagai berikut:
1. Jangan beri privilese atau aktifitas yang mereka inginkan
2. Buat perjanjian behavioral dengan murid 
3. Pisahkan atau keluarkan murid yang bermasalah dari kelas 
4. Kenakan hukuman atau sanksi

Teori lain yang dapat digunakan dalam kasus ini adalah teori belajar operant yang tokohnya skinner yang isi teorinya tentang reward dan punishment   
Jadi kesimpulannya adalah peran keluarga dan lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak dan pembentukan karakter anak.

Sumber : Santrock J. W. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua
http://hadisupeno.com/pendidikan/57-fenomena-pendidikan-homeschooling.html