Selasa, 22 Februari 2011

Ada Apa di Balik Lucunya si Gundul Upin dan Ipin??

     Siapa sih yang tidak kenal dengan tokoh kartun upin dan ipin?? Tokoh yang sering membuat para penikmatnya tersenyum saat melihat ulah konyolnya itu. Apalagi kalau sudah anak-anak yang melihatnya, sudahlah pasti tak kan pernah beranjak sang anak dari depan si kotak bersuara itu.
     Namun taukah Anda?? Di balik kelucuan dan sifat polosnya Upin dan Ipin itu, terkandung pelajaran berharga di dalamnya. Pelajaan yang bisa membuat para penontonya terbawa oleh suasana. Misalnya saja pada serial bulan ramadhan kemarin, kita di suguhkan dengan bagaimana caranya belajar untuk berpuasa. Tentang belajar sabar, menahan rasa lapar, dan juga belajar arti dari sebuah kejujuran. Memang sih fokus terbesar terletak pada pembelajarn anak-anak. Tapi kan tidak dilarang juga kalau kita juga nimbrung menontonnya. Toh, bisa juga untuk media penghilang rasa penat saat beraktifitas rutin.
     Sadar atau tidak, kartun Upin dan Ipin ini merupakan salah satu dari media pembelajaran. Media pembelajaran yang unik juga kreatif. Kenapa unik dan kreatif?? Yaa.. Upin dan Ipin telah mensugesti para penikmat setianya dengan suguhan yang sangat menarik. Jadi hal ini membuktikan sekali lagi bahwasannya belajar itu asyik lo Kawan.
     Namun, banyak sekali yang menilai kalau belajar itu identik dengan suatu hal yang sangat membosankan. Karena apabila seorang murid diberikan materi dan gaya belajar yang itu itu saja. Sudah bisa di pastikan bahwa sang murid akan mundur teratur karena bosan dengan materi yang disuguhkan itu.
Untunglah Upin dan Ipin datang dengan wajah barunya. Wajah yang mudah-mudahan bisa membawa kecerahan di mana-mana. Tetapi masih patut di sayangkan sih. Mengapa bukan dari tangan anak bangsa film itu di buat. Coba saja kalau anak negeri kita yang buat, pasti akan lebih berkesan film nya. Ahh.. Tapi bukan menjadi suatu permasalahan sih. Yang pentingkan masih banyak sisi positifnya dari film upin dan ipin itu. So.. Kita harus tetap semangat untuk menapaki jalan pendidikan ini, karena memang harapan itu masih ada. Keep spirit guys.. :)

Selasa, 15 Februari 2011

Psikologi Pendidikan dan Media Pembelajaran

     Saat ini media pembelajaran merupakan suatu  hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Hal ini di karenakan proses belajar mengajar yang menggunakan media pembelajaran dirasakan lebih menyenangkan apabila dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang tak menggunakan media pembelajaran. Misalnya  saja media proyektor atau OHP, media ini merupakan salah satu alternatif guru untuk mempermudah menyediakan bahan ajar kepada muridnya. Atau blog misalnya, yang sedikit-demi sedikit di lirik, media ini juga bertujuan untuk memudahkan kita mendapatkan informasi dari pelajaran yang kita inginkan. Masih banyak lagi sih manfaat lainnya yang bisa kita dapat dari media pembelajaran apabila di terapkan. Misalnya saja pengajaran lebih menarik sehingga menimbulkan motivasi belajar, bahan pengajaran lebih jelas maknanya, metode pembelajaran bervariasi, pembelajaran lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
     Namun, lagi-lagi masih banyak dewan guru yang tak memanfaatkan fasilitas ini dengan sebaik-baiknya. Masih saja para pengajar menggunakan cara lama yang terkesan monoton. Yaa.. alasannya sih pasti ada. Tapi rata-rata guru beralasan belum bisa memakai media nya.
     Apalagi pada daerah pedesaan yang jauh dari kota, penggunaan media pembelajaran yang bersinggungan dengan teknologi hampir tak terlihat wujudnya. Memang sih kita akui memang. Pendidikan di Indonesia belum menyebar secara keseluruhan. Masih saja ada perbedaan antara anak yang sekolah di desa dan di kota. Padahalkan, mau di mana pun sekolah nya, kita harus mendapatkan materi dan cara pembelajaran yang sama. Maka, bersyukurlah bagi Anda yang mendapatkan pembelajaran yang telah diramu dengan teknologi.
     Jadi, setelah kita memahami dampak positif dan kendala dalam pembelajaran yang berbasis media pendidikan. Kita haruslah mendukung hal ini agar pendidikan di negeri kita semakin berkembang. Yaa paling tidak teruslah bersemangat dalam proses belajar. Semangat...!!

Jumat, 11 Februari 2011

Pandangan dan Penilaian tentang E-Learning Di Mata Kuliah Psikologi Pendidikan



Menurut Kelompok 3 E-Learning yang sudah diterapkan dalam mata kuliah psikologi pendidikan sangat bermanfaat, disamping membuat para mahasiswa/i melek terhadap teknologi, juga mempermudah mahasiswa/i dalam proses pembelajaran. Pada saat ini, mahasiswa/i haruslah dapat menggunakan dan memanfaatkan fasilitas teknologi dengan sebaik-baiknya, khususnya internet. Dengan internet kita bisa dengan mudah mencari segala informasi yang kita butuhkan, kita juga dapat saling membutuhkan tanpa harus adanya pertemuan tatap muka. Kami sangat senang dengan penggunaan email dan  blog dalam mata kuliah ini, karena disamping dapat membantu dunia dalam masalah global warming karena bebas kertas, email dan blog juga memudahkan dalam mengumpul tugas, ataupun penerimaan materi perkuliahan, tanpa perlu jauh-jauh mencari dan datang ke tempat tinggal dosen pengampu. Kami juga merasa dengan adanya blog, kami lebih dapat mengekspresikan diri, dan biasanya kami lebih dapat mengungkapkan segala yang ada dalam pikiran dengan tulisan dibandingkan dengan lisan, lebih dapat bertukar pikiran dengan dosen pengampu, dan mempermudah dalam diskusi-diskusi menyangkut hal perkuliahan. karena pendidikan dengan e-learning di Indonesia kurang berjalan dengan baik, dan masih banyak yang belum mengerti dan mengenal baik, maka cara inilah yang paling baik untuk mengenalkan dan membiasakan mahasiswa/i dalam program e-learning. Segala komposisi dan fasilitas yang ada juga ditujukan untuk membantu mahasiswa/i untuk lebih kritis, aktual, kreatif, dan ekspresif. Selain itu, e-learning yang diramu ke dunia pendidikan juga membuat para civitas akademi tidak jenuh dengan kata-kata belajar. Belajar yang biasanya identik dengan kejenuhan kini hadir dengan penuh kesenangan. Langkah ini merupakan terobosan yang sangat baik di era globalisasi seperti saat ini. Jadi, kita harus terus belajar dari proses pembelajaran e-learning ini. Jangan pernah berhenti untuk tetap mengeluarkan ekspresi dan kesetiaan dalam proses belajar. Mengapa?? Yaa.. karena kami yakin, permata kesuksesan itu masih tersembunyi di balik kerja keras kita dalam berusaha. Kami juga yakin permata itu akan menampakkan keindahannya kalau kita tak pernah menyerah. So,  Tetap semangat yoo...!!!^_^

Selasa, 08 Februari 2011

Saat Pendidikan dan Teknologi di Pertemukan

     Dewasa ini, mungkin zaman sudah berubah dengan pesatnya. Hampir semua yang kita inginkan bisa terpenuhi hanya dengan bantuan teknologi. Misalnya saja, kita ingin melihat dan berbincang pada seseorang yang jauh di negeri seberang pulau sana. Maka, banyak fasilitas yang mendukung hal tersebut. Atau bagi kita yang masih kuliah, kita ingin mencari bahan perkuliahan maka, dengan amat sangat mudah kita mencarinya. Semuanya itu bisa terpenuhi hanya dengan bantuan teknologi saja. Tak perlu menunggu lama, bahkan dengan hitungan detik pun kita bisa mendapatkan apa yang kita mau di dalam teknologi.
     Mungkin hal inilah yang dipandang baik oleh para pendidik di negeri ini. Para pendidik mulai membidik cara-cara yang bisa membuat didikannya bisa lebih menyenangi pelajaran di sekolah. Hal ini terlihat dari mulai banyaknya dewan guru yang menggunakan e-learning di sekolahnya. Atau sudah banyak kita lihat sekolah-sekolah yang memakai fasilitas wifi yang  pastinya sangat membantu siswanya dalam proses pembelajaran.
     Hal ini merupakan kabar yang sangat menggembirakan di tengah lemahnya pendidikan di Indonesia apabila dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Namun, di balik keistimewaan itu semua. Tersimpan bangkai yang mewarnai syahdunya pertemuan pendidikan dan teknologi. Apa itu?? Misalnya saja para pelajar yang sering menyalahgunakan fasilitas teknologi tersebut. Para pelajar sering menggunakan fasilitas tersebuat hanya untuk mencari kenikmatan yang tak sepantasnya mereka nikmati. Atau sekedar ber game ria di depan laptop atau komputer sekolahnya. Memang sih, hal ini agak sulit untuk kita hilangkan. Namun, saya yakin, kita juga punya master plan untuk mengatasi hal itu semua. Kita harus membenahi SDM nya. nah, kalau SDM nya sudah bener dan nggak keblinger lagi, baru peran teknologi di bidang pendidikan benar-benar kita rasakan. Ya.. mungkin itu semua dapat terwujud jika saya, pembaca, dam semua orang siapa pun Anda, mari kita tingkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan mendukung e-learning yang bersih dan bijaksana. Semangat Negeri ku, Semangat Bangsa ku... Sermangat Pendidikan Indonesia ku...



Selasa, 01 Februari 2011

Inilah Pendidikan di Negeri ku

  Assalamualaikum...  
Ketika berbicara tentang pendidikan di Indonesia, mungkin kita sepakat banyak sekali permasalahan yang terjadi. Mulai dari systemnya, kegiatan ajar mengajarnya, sampai kekerasan yang sering terdengar di dunia pendidikan Indonesia. Atau para pembaca sudah membaca sebuah artikel  Pak Dadan yang saya post juga di blog saya ini, mungkin artikel tersebut bisa sedikit menggambarkan bagaimana sih pendidikan di Indonesia ini. Yaa.., di arikel tersebut membahas tentang mahalnya pendidikan kita yang seolah olah hanya orang kaya saja yang boleh bersekolah. Meskipun, sudah banyak beasiswa yang ada namun, pelaksanaanya juga tak berjalan mulus seperti yang di harapkan. Apa pasal?? yaa.. banyak juga beasiswa tersebut jatuh pada orang yang tak tepat.
     Belum lagi tentang kualitas murid yang masih sangat terasa perbedaannya antara murid kota dan murid desa. Hal ini dapat kita lihat pada PTN yang sebagian besar dihuni oleh mahasiswa dari kota besar. Dan hanya sebagian kecil saja yang berasal dari desa-desa pelosok. Seharusnya kan, pendidikan kita sudah harus merata. Tak ada lagi perbedaan system, perlengkapan, dan kwalitas gurunya.
     Kemudian tentang cara mengajar efektif yang belum terasa dipraktikan di sekolah. Misalnya, keahlian komunikasi dan motivasional. Masih banyak terlihat di lapangan tentang guru yang menggunakan system yang membuat muridnya itu takut. Sehingga ilmu yang disampaikan guru tersebut tak masuk ke pemikiran muridnya. Muridnya hanya terpaku pada ancaman guru dan akhirnya kegiatan ajar mengajar pun tak efektif. Coba saja guru tersebuat bisa menciptakan rasa nyaman kepada muridnya, pasti belajar juga semakin enak. Betul Tidak??
     Tetapi di balik itu semua, kita harus mengucapkan terima kasih kepada guru dengan segala ilmu yang telah di berikan untuk kita. Yaa.. emang sih, kalau tak ada guru mau jadi apa bangsa ini. Namun, tak ada kesempurnaan sejati di dunia ini. Yaa paling tidak kita bisa sedikit menjamah kesempurnaan itu lah.. Kita doakan saja deh semoga pendidikan di Indonesia semakin membaik. Tetapi, kita sebagai generasi muda.. kita harus ambil andil dalam permasalahan ini. Kita juga jangan hanya menjadi penonton setianya. Kita harus bergerak untuk menjadikan pendidikan kita menjadi yang terbaik, karena kalau bukan kita mau siapa lagi?? Apakah Anda mau??
*mohon maaf ya kalau ada kata-kata yang salah ^_^

Fenomena Pendidikan Indonesia

 S  Oleh: Dadan Suparman

etiap warga negara berhak mendapatkan pendididikan dan wajib mengikuti pendidikan dasar serta pemerintah wajib membiayainya, pernyataan ini dikuatkan melalui undang-undang sistem pendidikan nasional atau biasa disebut dengan SISDIKNAS, yang menyebutkan “bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan bermutu”. Setiap warga negara yang berusia tujuh tahun sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, dan Pemerintah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi “.
Berdasarkan aturan mengenai pendidikan diatas memberikan gambaran secara luas dan jelas, bahwa pendidikan merupakan suatu kewajiban terhadap negara dan warga masyarakat. Pemerintah wajib menyediakan sarana dan prasarananya, masyarakat memberikan dukungan terhadap terselenggaranya dunia pendidikan. Akan tetapi, kendala-kendala yang dihadapi oleh dunia pendidikan tidaklah gampang. Banyak hal-hal yang harus dibenahi dalam dunia pendidikan.
Ketika banyak media meliputi masalah mahalnya biaya pendidikan, banyak pembaca memberikan komentar-komentar yang menyetujui isinya. Bahkan sejumlah pembaca menginginkan agar surat kabar dan berbagai media masa lainnya secara khusus menyoroti betapa mahalnya biaya pendidikan sekarang, karena dalam realitanya begitu banyak anak miskin yang tidak bisa sekolah. Biaya yang terlalu tinggi, dan harapan masyarakat atas hasil pendidikan yang tidak bisa dipenuhi sekolah membuat banyak orang tua mulai mempertanyakan peran dan keberadaan sekolah.
Berbagai kisah-kisah anak miskin tidak bisa sekolah karena mahalnya biaya pendidikan dan peran sekolah yang turut memainkan biaya menjadikan sekolah menjadi pasar yang dihitung dengan untung dan rugi.
Biaya sekolah sudah mulai ikut menentukan arah kemana pendidikan masyarakat hendak melangkah. Tanpa uang tidak mungkin seorang anak mis-kin bisa menikmati pendidikan sekolah. Dengan kata lain, uang sudah banyak berperan dalam kehidupan manusia yang paling dasar. Uang menjadi value/nilai yang kian dominan dalam pandangan dunia pendidikan kita saat ini .
Terlepas dari itu, baik dan buruk atas pengaruh masuknya uang pasar ke lembaga pendidikan sekolah, yang jelas pengaruh kapitalisme dengan salah satu tandanya uang dan pasar, sudah ikut menguasai sekolah. Maka, tidaklah berlebihan kemudian muncul istilah memasarkan sekolah dan menyekolahkan pasar. Dampak yang lebih lanjut kebanyakan orang tua sekarang membuat kalkulasi berapa biaya sekolah anaknya dan berapa uang yang akan ia dapat sesudah si anak selesai lulus dari sekolah. Pandangan ini juga secara tidak langsung menempatkan anak bukan sebagai subjek didik, akan tetapi sebagai aset.
Seorang guru mempunyai peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi, jika mereka tidak mendapatkan suatu penghargaan, ada kemungkinan besar para guru tidak akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya. Akibatnya sedikit yang mau menjadi guru. Selanjutnya, dapat kita bayangkan apa jadinya proses belajar mengajar di sekolah, apabila input untuk menjadi guru berkurang.
Melihat kenyataan ini, dapat disimpulkan bahwa pendidikan guru harus menjadi keprihatinan kita bersama. Bagaimana menciptakan guru yang profesional, memiliki inteligensi tinggi dan mampu menjalankan tugasnya secara dialogis.
Adapun upaya memperbaiki dunia pendidikan, selama ini banyak keluhan mengenai kelemahan kita sebagai bangsa. Kita mengeluh korupsi yang merajalela, pelanggaran norma dan hukum yang berlangsung begitu saja. Kerisauan dan kegalauan kita sebagai bangsa, pendidikan segera dilihat sebagai upaya untuk mengatasi semua. Banyak pendapat-pendapat bahwa untuk mengatasi ini, pendidikan harus dirubah total.
Untuk melakukan perubahan ini perlu dibuat suatu tujuan pendidikan. Kebanyakan pihak berpandangan bahwa pembaharuan pendidikan yang akan dilaksanakan perlu dirancang guna melahirkan generasi pembaharuan, yaitu generasi yang mampu menyelesaikan berbagai masalah dan persoalan yang sulit dan rumit .
Cara yang harus ditempuh guna menilai dan merancang kurikulum pendidikan untuk masa datang adalah pertama, mempelajari aneka implikasi dari berbagai keinginan masyarakat untuk merevisi kurikulum sekaligus pembaruan pendidikan. Kedua, mempelajari aneka kelemahan yang terkandung dalam kurikulum sekarang, yang ikut melahirkan berbagai kelemahan bangsa. Ketiga, mempelajari berbagai keharusan yang tidak dapat dihindari dalam menyusun kurikulum.
Sumber: www.ikalbandung.com