Rabu, 19 Desember 2012

Belajar dari "Psyche United"


Hari  ini, 19  Desember 2012. Tepat sebulan setelah acara  Studi   Banding   berlalu.  Masih  jelas  terasa susah   tidurnya   saat  malam   sebelum   berangkat karena   memikirkan    kegiatan  ini  esok pagi   nya. Apakah    bisa  lancar atau  malah  acaranya  kacau enggak karuan. Namun   sekarang   telah   terjawab sudah. Medan-Bandung-Jakarta telah menjadi saksi ketangguhan anak Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Sekarang kita akan mencoba belajar dari beberapa kejadian yang telah terjadi selama proses persiapan acara sampai acara berlangsung dan acara selesai dengan teori belajar yang ada J.
Proses persiapan bukanlah proses yang bisa dilewati dengan mudah. Perlu perjuangan dan air mata untuk melewati proses ini. Ya dengan air mata, tidak sedikit panitia dan peseta yang meneteskan air mata karena takut kerja yang dilakukan tidaklah maksimal.
Masih ingat rasanya saat berdiskusi dengan bu Dina dan Bu Etty, di sela-sela diskusi tak jarang bu Dina dan bu Etty memberikan motivasi kepada saya ataupun panitia lainnya. Masih jelas rasanya saat bu Dina memberikan contoh kegiatan PRAMUKA nya dulu yang sukses melakukan studi banding juga walaupun dalam setting yang sedikit berbeda dengan studi banding ini.  Tapi dari kegiatan PRAMUKA itu saya banyak belajar tentang situasi bagaimana studi banding. Situasi yang terkadang tidak terduga namun terjadi saat kegiatan seperti itu. Selain itu bu Dina sering memberikan kata-kata motivasi “kalian adalah orang-orang pilihan” sehingga kata-kata itu terus memotivasi saya khususnya.
Sama halnya dengan bu Dina, bu Etty juga sering memberikan motivasi kepada kami. Perkataan yang paling saya ingat waktu itu. Pas sekali dengan motivasi yang lagi menurun. Bu Etty memberikan pertanyaan tentang “kamu sudah ngeh Rif sekarang menjadi ketua studi banding?” pertanyaan itu rasanya terus mengawang-awang dalam hati saya. Hingga akhirnya saya sadar kerja yang saya lakukan untuk studi banding waktu itu belum maksimal. Dari situ semangat saya kembali memuncak.
Kisah tersebut ternyata bisa kita hubungkan dengan asumsi belajar dari teorinya Albert Bandura. Bandura menjelasakan bahwa pemelajar dapat:
  1. Mengabstrasi rangkaian informasi dari pengamatan perilaku orang lain, dan
  2. Membuat keputusan tentang perilaku untuk diadopsi dan diberlakukan
Dari teori tersebut kita dapat melihat bahwa informasi yang bu Dina dan bu Etty berikan mampu menambah semangat saya. Sehingga saya dapat membuat keputusan tentang apa yang akan saya lakukan selanjutnya. Keputusan yang berlandaskan motivasi yang sudah menguat kembali.
Selain itu masih ingat juga rasanya dalam ingatan, saat pembelian tiket pesawat belum selesai saya kerjakan. Lalu ibu Dina mengingatkan saya dengan nada suara yang tidak biasa. Saya paham sebenarnya mengapa bu Dina melakukan hal tersebut. Memang saya yang kurang berpengalaman waktu itu dalam hal pembelian tiket pesawat, namun Alhamdulillah permasalahan itu dapat terselesaikan dengan aman. Saya melihat kondisi tersebut dari teori BF Skinner tentang hukuman / punishment. hukuman / punishment merupakan teknik control yang bertujuan untuk penguat perilaku juga. Menurut BF Skinner hukuman terbagi menjadi dua., hukuman positif dan hukuman negative. Kisah di atas termasuk ke dalam hukuman / punishment yang positif. Hal ini dikarenakan  setelah mendapatkan hukuman itu, saya malah bersemangat untuk menyelesaikan tugas membeli tiket pesawat.
Pada saat kegiatan studi banding berlangsung sangat banyak pengalaman baru yang saya dapatkan, namun sebelumnya coba kita lihat teori Vygotsky (1962), tentang keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung.
Teori tersebut sangat pas jika saya hubungkan dengan acara studi banding kemarin. Semua aktifitas yang terjadi merupakan interaksi langsung yang saya rasakan. Seperti, belajar bersama dengan anak Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran Bandung sangat membuka cakrawala tentang bagaimana perbedaan cara belajar dengan Fakultas Psikologi USU. Semua terlihat berbeda saat belajar bersama di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Di sana kondisi belajar sangat lah santai. Mahasiswa boleh makan di kelas dan dosen dengan mahasiswa juga sangat cair kondisinya. Sehingga kondisi kelas sangat lah aktif. Sebenarnya setelah saya mengalami langsung belajar di UI saya terus membandingkan dengan kondisi belajar di kampus sendiri. Setidaknya keaktifan mereka perlu saya tiru. Sehingga setelah melakukan kuliah bersama mental saya sedikit berubah agar bisa aktif juga di dalam kelas.
Disela-sela kegiatan, bu Dina memberikan reward berupa sebuah barang untuk panitia studi banding. Reward ini sangat menambah semangat saya waktu itu. Saat kondisi badan yang capeknya luar biasa namun hilang seketika saat reward itu diberikan.
Reward yang diberikan sangat menggambarkan teori Ivan Pavlov tentang penguatan atau penghilangan perilaku yang diharapkan. Pada kasus di atas perilaku yang muncul dari saya adalah semakin termotivasi dan semangat untuk menjalankan tugas sebagai ketua setudi banding.  
Namun akhirnya semua sudah berlalu, proses pembelajaran yang terjadi saat studi banding pun usai. Jujur saya sangat bangga punya tim studi banding yang luar biasa hebatnya. Saya juga sangat bersyukur saat peserta yang ikut juga merasakan kesenangannya. Kesenangan para peserta tentulah juga menambah semangat saya sekarang. Hal ini sesuai dengan teori Thorndike tentang hukum efek (law of effect) . Hukum efek (law of effect) ini menjelaskan tentang suatu keadaan yang memuaskan setelah respons akan memperkuat koneksi antara antara stimulus dan perilaku yang tepat, dan keadaan yang menjengkelkan akan melemahkan koneksi tersebut. Dari teori ini, saya merasakan puas dengan kerja temen-temen dalam mengisi kegiatan studi banding ini. Walaupun kegiatan tersebut tidaklah sempurna dilaksanakan. Rasa puas ini membuat saya semakin termotivasi, apalagi setelah kegiatan ini selesai ada rasa kerinduan agar bisa mengulang kembali momen-momen indah studi banding itu.
Proses yang terjadi saat kegiatan studi banding juga sangat bisa mendewasakan pemikiran saya. Walaupun ibu Dina selaku pimpinan rombongan, namun title ketua panitia juga saya emban. Dimana tanggungjawab terhadap rombongan juga saya pegang. Walaupun setiap hari kekhawatiran tentang kegiatan itu terus saya pendam namun tetap saja itu semua sangat sulit. Sedih rasanya saat melihat beberapa peraturan yang telah dibuat malah dilanggar oleh peserta. Namun, rasa khawatir itu tak bisa dibendung saat  beberapa peserta keluar rombongan hingga melewati waktu yang telah disepakati. Dan sewaktu beberapa peserta jatuh sakit. Bahkan ada yang di bawa kerumah sakit. Saya sangat khawatir. Namun itu semua menjadi pembelajaran yang sangat berarti buat saya. Setiap detik dalam kegiatan studi banding itu sangat memberikan pembelajaran. Terima kasih “Psyche United” untuk pembelajaran yang telah diberikan. Terima kasih juga untuk bu Dina dan bu Etty yang telah banyak membantu dalam pendewasaan diri. Juga terima kasih kepada semua tim studi banding 2012.
Semoga fakultas Psikologi USU semakin jaya!

   

Minggu, 09 Desember 2012

Testimoni Observasi

Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada ibu Dina yang telah memberikan kesempatan untuk dapat mengunjungi SMK Tritech Medan, dari hasil kunjungan dan observasi di sekolah tersebut rasannya saya senang saat melihat siswanya belajar menggunakan teknologi yang ada. Bila dibandingkan dengan saya sekolah dulu maka sangat jauh perbedaannya. Tentu saja teknologi yang ada seharusnya bisa dimaksimalkan dengan sebaik-baiknya. Namun yang saya lihat malah sebaliknya. Beberapa siswa malah menggunakan teknologi itu tidak pada tempatnya. Terbukti beberapa siswa asyik bermain games atau bermain facebook saat proses pembelajaran berlangsung.

Pada saat mengobervasi proses belajar, saya melihat ada perbedaan motivasi pada siswa. Siswa yang berada di depan lebih serius dalam belajar sedangkan siswa yang duduk di belakang banyak yang tidak memperhatikan proses pengajaran. Namun, itulah ada positive dan negativenya dalam setiap tindakan yang ada.

Ada satu harapan yang muncul saat melihat proses belajar disana, semoga bisa tidak hanya disana proses e-learning berlangsung. Namun proses yang sama semoga bisa dilakukan pada sekokah-sekolah yang berada di desa. Agar semua anak mendapatkan proses belajar yang sama.

Semoga kegiatan seperti ini bisa dilakukan lagi dilain waktu karena banyak sekali mendapatkan pembelajaran langsung dan tidak melulu pada buku cetak saja saat ingin belajar.
So, learn is fun J

Laporan Hasil Observasi di SMK Tritech Medan



Standar data :
Nama / Nim                                  : Arief Tri Prabowo / 101301118
Kelas yang di observasi                  : Kelas X-TKJ2 SMK
Mata pelajaran                              : Diagnosa Mesin / praktikum
Nama guru                                     : Nurkholis
Waktu observasi / Duras               : 11.50 – 12.40
Durasi                                           : 30 Menit
Jumlah siswa                                  : 27 orang
Media yang digunakan guru             : Guru menggunakan laptop yang bisa dibongkar pasang
Media yang digunakan murid           : Laptop
Media pem                                          
Situasi fisik kelas                          


Secara keseluruhan, kelas terlihat dalam kondisi kurang baik. Dari segi ukuran, kelas memang sudah cukup baik untuk menampung 27 siswa. Namun, dengan ukuran kelas yang ada, jarak antara siswa satu dengan yang lainnya menjadi terlalu dekat. Kemudian dari segi fasilitas, di dalam kelas terdapat LCD TV yang terpasang di depan kelas, namun tidak digunakan oleh guru. Selanjutnya, kipas angin dan AC juga tidak berfungsi secara maksimal sehingga kelas menjadi cukup panas. Selain itu, didalam kelas terdapat satu tempat sampah yang sudah penuh namun tetap dimasukkan sampah. Sehingga sampah menjadi jatuh berceceran tidak karuan yang menambah kekumuhan dari kelas tersebut.
Selaim itu, kondisi siswa juga kurang kondusif, dimana banyak siswa yang cerita dengan temannya saat guru sedang menjelaskan.

Alat Observasi                          : Pulpen, kertas panduan, dan kamera
  

Tabel Panduan untuk melakukan Observasi

TABEL 5.3

Ringkasan Sembilan Tahapan Belajar
Deskripsi
Tahapan Belajar
Kegiatan Pembelajaran
Persiapan Belajar
   Memerhatian



 Harapan





Pengambilan kembali untuk dibawa keingatan kerja
Di awal belajar guru langsung mengambil laptop bongkar pasang sambil menunjukkannya kepada siswa

Guru berharap seluruh siswa dapat mengerti komponen yang ada di dalam laptop dan dapat memperbaiki kalau ada kerusakan

Siswa mulai mengingat-ingat hapalan tersebut dengan praktik mesin langsung pada siswa
Akuisisi dan kinerja
     Persepsi selektif terhadap ciri stimulus


Pengkodean semantic



Pengambilan kembali dan respon


Penguatan
Siswa pun mulai menghapal dengan pedoman apa yang dikatakan oleh gurunya.


Siswa menghapal dengan mengkodekan atau mengkonsepkan langsung karena guru memberikan kesempatan siswa untuk memegang langsung komponen laptop.

Pada saat praktik siswa banyak yang melakukan kesalahan dan tetap bertanya pada guru

Guru beberapa kali menjelasakan komponen laptop agar siswa lebih memahami komponen yang dijelaskan.
Transfer Belajar
Pengambilan petunjuk

Kemampuan generalisasi
    
Siswa diberikan bahan tertulis sebagai panduan dalam belajar

Siswa mampu menggeneralisasi apa yang ia lihat pada laptop mereka sendiri


Tabel 9 tahapan belajar di atas saya gunakan sebagai panduan untuk melakukan observasi. Dimana pada tahapan belajar diatas saya melihatnya pada proses pembelajaran didalam kelas yang saya observasi. Pada tahap persiapan belajar guru memberikan beberapa komponen laptop dan menunjukan kepada siswa agar siswa bisa memperhatikan pembelajarannya. Kemudian guru memberikan pengharapan kepada siswa agar bisa mengerti beberapa komponen computer. Namun, beberapa siswa yang duduk di belakang cenderung tidak perduli terhadap apa yang guru jelaskan. Terbukti banyak siswa di belakang yang tidur atau sekedar cerita dengan temannya. Bahkan, ada beberapa yang bermain game atau membuka akun facebook di dalam kelas belajar. Selain itu, saya tidak melihat adanya bahan bacaan tertulis yang digunakan siswa sebagai panduan terhadap komponen-komponen laptopnya.
Pada tahap akuisi dan kinerja guru mulai memperkenalkan komponen serta fungsinya, dengan ini diharapkan siswa  dapat memahami nya secara lebih. Guru juga memberikan komponen tersebut kepada siswa agar siswa dapat memegangnya. Ada juga seorang siswa yang mencoba membuka komponen laptop tersebut di depan kelas dengan bibimbangan ari guru.
Kemudian tahap transfer belajar, guru mengatakan akan memberikan beberapa catatan komponen kepada siswa agar bisa dipelajari oleh siswa sebelum mereka menghadapi ujian.
Kerangka Acuan Analisis Observasi
Tabel 5.2 Tinjauan atas Lima Variasi Belajar
Kategori Belajar
Kapabilitas
Penampilan
Contoh
Informasi verbal
Pengambilan informasi yang tersimpan
Menyatakan atau mengomunikasikan informasi
Penyusunan kalimat definisi patriotisme
Keterampilan intelektual
Operasi mental yang memungkinkan individu untuk merespons konsep lingkungan
Berinteraksi dengan lingkungan dengan menggunakan simbol
Membedakan antara merah dan biru
Strategi kognitif
Proses kontrol pelaksana yang mengatur pemikiran 
Mengelola ingatan, pemikiran, pemelajaran secara efisien
Menulis kartu catatan untuk penulisan paper
Keterampilan motorik
Kapabilitas untuk melakukan sekuensi gerakan fisik
Mendemonstrasikan urutan fisik atau tindakan
Mengikat tali sepatu
Sikap
Predisposisi ke tindakan positif atau negatif terhadap orang
Memilih tindakan personal terhadap atau menjauh dari objek, peristiwa, atau orang
Memilih mengunjungi museum seni, dll.

Pada tabel di atas dijelaskan tentang tinjauan variasi belajar, pada variasi belajar tersebut terdapat 5 kategori belajar. Dari 5 kategori di atas, saya melihat kategori belajar dengan informasi verbal dan keterampilan motorik yang paling menonjol pada proses pembelajaran.
Pada proses pembelejaran, guru banyak sekali memberikan informsi kepaa siswa dengan cara verbal, guru memjelaskan tentang beberapa komponen yang ada, Menurut Gagne kapabilitas dari informasi verbal ini terbagi menjadi 3, yaitu : label dan fakta, informasi yang bermakna, dan informasi yang tertata. Didalam proses belajar di kelas terjadi proses guru menampilkan komponen-komponen yang ada di dalam laptop kepada siswa, kemudia guru tersebut memberikan penjelasan kepada siswa dengan menjelaskan satu persatu komponen yang ada. Pada keterampilan motorik, siswa boleh memegang komponen laptop dan mempelajarinya, hal ini membuat siswa lebih antusias dalam belajar.

Kamis, 29 November 2012

We Are One, Yes! *Prok Prok Prok


Berawal dari sebuah cita-cita mulia. Sehingga lahir lah gagasan konkret untuk membuat kegiatan Studi Banding Fakultas Psikologi USU. Ternyata tidak lah mudah untuk membuat gagasan itu menjadi kenyataan. Banyak proses berliku yang harus dilewati, proses pencarian panitia inti, panitia besar, peserta nya. Hingga terpilihlah 33 mahasiswa luar biasa dan 5 dosen tangguh yang akan mewarnai Studi Banding yang pertama kali ada di psikologi USU.

Namun, cerita masih panjang kawan. Rancangan demi rancangan terus dipersiapkan. Masih segar rasanya dalam ingatan, rapat demi rapat terus di buat. Dilain tempat terlihat semua personil juga mempersiapkan semua yang harus dipersiapkan. Tarian, nyanyian, latihan basket, penelitian ilmiah, rancangan kegiatan, semuanya harus maksimal dikerjakan. Masih teringat juga saat briefing kegiatan, ada yang terlambat, izin nggak bisa datang, meninggalkan tugas kuliah. Semua demi kegiatan kita. Tak jarang rasa kecewa, marah, sebal, tawa, canda, haru mewarnai kita disini.

Ternyata, perjuangan kita tak sia-sia! 19-25 November 2012, Medan-Bandung-Jakarta menjadi saksi! Saat anak Medan menginjakkan kaki di Jakarta, membawa semangat belajar yang cetar membahana -_-“

Kegiatan pun dimulai, Psikologi Unpad menjadi tujuan awal proses pembelajaran. Disini banyak ilmu yang bisa didapat. PSIAD juga tak mau kalah membagi ilmunya. Namun yang tak kalah seru adalah jalan-jalan di TSM Banduuung :D tapi, di sela-sela itu ada cerita menarik. Ada 3 pahlawan hebat yang rela membangunkan tidur dan membuat sarapan pagi. Hihihi. Jangan telat lagi ya, kasian loo yang nungguin kalian

Selanjutnya Jakarta! Disini juga banyak ilmu yang didapat. Bisa belajar bareng dengan anak UI, sama-sama mendiskusikan Defenisi Operational. Terus sewaktu diskusi ilmiah, terasa banget kegugupan dari tim kita. Hehehe.. Namun semua berjalan lancar. Selancar air hujan yang turun menyapa kita juga. Akhirnya, satu per satu personil pada jatuh sakit. Sedih rasanya. Apalagi sampai ada yang harus dibawa ke Rumah Sakit. Semoga yang masih sakit, bisa cepat sembuh. Amin

Seminggu pun berlalu, tak terasa perjuangan selama setahun bisa berbuah manis dengan suksesnya acara kita. Terimakasih banyak untuk bu Irma dan bu Lili yang sudah mendukung dan ikut bergabung dalam kegiatan ini. Bu dina yang udah banyak sekali memberikan pembelajaran buat Arief, masih ingat dulu pernah dimarahin karena tiket pesawat. Hihihi, Namun semuanya buat Arief bisa belajar bu. Karena, menurut vygotsky (1962), keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung. Dan arief udah ngerasain nya.  (tetep bawa-bawa teori psikologi ^_^) apalagi pas tau ibu ada nulis komentar di UNPAD, akan membawa mahasiswa ke sana, dan sekarang udah terwujud. Waaahhh.. sesuatu rasanya. #ehh

Bu Etty yang udah meng”ngeh”kan Arief di posisi ketua, juga banyak kata-kata bijak yang membangun semangat kami kembali. Kak Lisa yang udah menjadi Guide di UI dan membawa kawan-kawan lompat dari kereta demi nonton teater. Bang Bobby yang udah banyak membantu desain beberapa atribut dan ngasi sambutan di Unpad. Sasa yang udah jadi wonder women untuk mensukseskan acara ini. Kak Holi yang sangat teliti menjaga uang kita. Eci yang udah membuat rangkaian acara kita jadi oke banget. Arum dan Liandra yang banyak membantu dalam pencarian dana. Fauji yang udah banyak membantu proses pubdok. Amel yang udah bisa menjamin makan kita selama kegiatan. Bang Jere, bg Westley, Bg Sugiman, Putra, Khalid, Gita, Kak Fita, Gita Yufika, Sasa yang udah oke main basket di UNPAD. Walaupun gagal tanding di UI karena hujan. Tapi tetap Luar biasaaa kok.

Mila, Amel, Nurul, Diba, dan Dedek yang udah menampilkan tarian yang super kece, walaupun tak lengkap saat di UI karena ada yang sakit. Tapi tetep kereen penampilan nya. Kak sarah, kak reffo, artha, bg Jere, kak Holi dan Bibah yang udah menggoyangkan Unpad dan UI dengan nyanyian khas Sumatera Utara. Terus ada Anis, fauji, Icha, dea, Junika, Putri, taya, Nissa, Nurfazrina yang udah bekerja keras untuk menyelesaikan penelitiannya. Tambahan, makasih buat putra yang udah buat beberapa desain atribut kita dan udah menyegarkan lewat, open banana nya. Hehehe..

Sekali lagi Arief ucapin makasih untuk semua, apa yang temen-temen buat nggak bisa Arief sebutin satu-persatu dan enggak akan mungkin bisa arief balas. Insya Allah akan dibalas oleh Yang Maha Membalas setiap kerja yang telah kita tanam.

Dan sekarang semua telah menjadi kisah baru. Semoga akan ada pembelajaran buat kemajuan Fakultas Psikologi USU kedepan nya. Masih terngiang semangat kita saat yel-yel.  Psyche United.. we are one, yes. *prok prok prok.. seru banget! Satu lagi, Psikologi USU.. Kita luar biasaa..
Kita memang luar bisa J Arief pasti akan selalu ingat kegiatan kita ini. Sekali lagi Terimakasih untuk semuanya. Arief mohon maaf yang sebesar-besarnya kalau ada yang kurang maksimal pada kegiatan ini.

Satukan hati untuk Psikologi 

Rabu, 14 November 2012

Tugas Individu: Analisa Permasalahan (Postingan Facebook)



Berangkat dari sebuah pertanyaan “Mengapa mahasiswa psikologi USU yang mengambil mata kuliah psikologi belajar TA 2012/2013 semester ganjil sebahagian besar tidak memberikan tanggapan di grup sehubungan dengan rencana melakukan observasi di lapangan?".
 Kali ini kita akan membahasnya melalui beberapa teori belajar. Seperti, teori Piaget, gagne, dan Bandura.


Namun sebelumnya, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas keterlibatan saya yang tidak memberikan tanggapan tentang rencana itu. Sekali lagi saya memohon maaf yang sebesar-besarnya bu.


Pada teori Bandura, kita mengenal tentang teori belajar perilaku.. Pada teori ini kita akan menggunakan penjelasan – penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan – penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar social “ manusia “ itu tidak didorong oleh kekuatan – kekuatan dari dalam dan juga tidak dipengaruhi oleh stimulus – stimulus lingkungan.

Teori belajar social menekankan bahwa lingkungan – lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan ; lingkungan – lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana dikutip oleh (Kard,S,1997:14) bahwa “sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain”. Inti dari pembelajaran social adalah pemodelan (modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu


Dari teori diatas, kita dapat mengambil kesimpulan kalau seseorang belajar dari proses modeling. Kalau kita sangkut pautkan pada kasusu di atas, maka saya juga melakukan proses modeling ini. Artinya, banyak orang yang juga tidak mengomentari postingan tersebut. Sehingga akan terjadi proses yang sama yaitu tidak mengomentarinya juga.

Kalau dari teori Gagne, kita mengenal ada 9 tahapan dalam belajar. Kalau kita bahas secara keseluruhan, teori 9 tahapan belajar ini banyak yang masih memegang peran adalah guru nya. Bukan pada muridnya. Jadi, murid hanya melakukan dan mencontoh apa yang dilakukan gurunya. Artinya, proses kreatif sulit uuntuk terjadi. sama halnya dengan mengomentari postingan tersebut. Para mahasiswa tidak memiliki model yang bisa mereka contoh. karena hampir semua mahasiswa tidak mengomentari postingan tersebut.

Sedangkan pada teori Piaget, Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya; 3) interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social, dan 4) ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.

System yang mengatur dari dalam mempunyai dua factor, yaitu skema dan adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi.


Jadi, pada kasus komentar. setiap mahasiswa pasti memiliki skema tentang tak ada apaun yang terjadi kalau tidak membalas komentar tersebut. Lalu, skema yang lainnya juga ada yang menganggap akan ada orang lain yang akan mengomentari komentar tersebut. sehingga banyak mahasiswa yang tidak mengkomen karena faktor tunggu-tungguan sesama mahasiswa.

Demikian pembahasan kita kali ini. Semoga akan terjadi proses belajar untuk tidak mengulangi hal semacam ini lagi di dalam proses belajar Psikologi Pendidikan.


Senin, 29 Oktober 2012

Tugas Mid Semester


    Pengaplikasian Teori Robert Gagne

      Pada pembahasan teori Robert Gagne, terdapat sembilan tahapan dalam belajar. Tahapan-tahapannya seperti memerhatikan, harapan, pengambilan kembali, persepsi selektif terhadap ciri stimulus, pengkodean semantik, pengambilan kembali dan respons, penguatan, pengambilan petunjuk, dan kemampuan generalisasi. Pada tahap memerhatikan, kita harus memberikan stimulus yang bisa menambah perhatian. Tahap harapan, kita harus memberikan tujuan belajar agar peserta didik dapat membuat harapannya setelah mempelajari suatu hal. Tahap pengambilan kembali, kita harus bisa merangsang ingatan yang sudah ada agar bisa terpanggil kembali.

      Lalu pada tahap persepsi selektif terhadap ciri stimulus yang memungkinkan penyimpanan stimulus penting secara temporer di dalam ingatan kerja. Pengkodean semantic memberikan manfaat agar stimulus yang ada dapat terkode ke dalam memori jangka panjang. Setelah itu masuk pada tahap pengambilan kembali respon yang ada dan masuk pada tahap penguatan.

    Tahap selanjutnya adalah pengambilan petunjuk tambahan sebagai pengingat kapabilitas diwaktu mendatang. Tahap terakhir adalah kemampuan generalisasi agar memperkaya transfer belajar ke situasi baru.  

Tahapan-tahapan inilah yang akan kita pelajari melalui sebuah permainan sebagai berikut:

Alat yang diperlukan
1.            Kertas yang bergambar dan definisi sesuai teori
2.            Kertas HVS bekas
3.            Stopwatch


Instruksi Permainan
1. Sediakan sebuah kertas yang berisikan kalimat dari suatu teori dan 2 gambar yang berkorelasi  dengan teori.
2.   Kelas dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari minmal 9 orang
3.   Kemudian dipilih satu orang sebagai ketua kelompok.
4.  Masing-masing kelompok membentuk barisan memanjang dengan ketua kelompok berada pada barisan terdepan/oang pertama.
5. Lalu ketua kelompok diberikan gambar pertama yang akan disampaikan ke orang kedua dengan gerakan non verbal (tanpa suara) yang mendeskripsikan gambar tersebut.
6. Orang kedua yang menerima stimulus dari orang pertama, menyampaikan stimulus tersebut kepada orang ketiga, dan seterusnya sampai stimulus diterima oleh orang yang terakhir dari barisan.
7.  Setelah orang terakhir menerima stimulus yang pertama, kemudian orang pertama kembali diberi gambar kedua dan disampaikan ke orang kedua tetap dengan gerakan dan seterusnya sampai stimulus diterima oleh orang terakhir.
8. Setelah orang terakhir menerima stimulus yang kedua, orang terakhir di tanya apa maksud dari gambar tersebut dan tokoh apa yang memakai gambar tersebut dalam melakukan penelitiannya serta apa teorinya.
9.  Jika orang yang terakhir tidak bisa menjawab, orang kedua terakhir ditanya dan seterusnya sampai ada dalam kelompok yang bisa menjawab.
10. Waktu yang diberikan hanya 10 detik masing-masing orang memperagakan gambar tersebut ke orang berikutnya.
11. Sediakan kertas buram dan diberikan kepada masing-masing orang, kemudian mereka disuruh untuk menggulung kertas tersebut membentuk tabung (terompet).
12.  Setelah itu stimulus yang ketiga berupa kertas yang berisikan kalimat dari suatu teori diberikan kepada orang pertama. Kemudian orang pertama menyampaikan isi tulisan dari kertas tersebut kepada orang kedua dengan cara membisikan ke telinga orang kedua menggunakan sebuah kertas buram yang digulung tadi.
13.Setelah orang terakhir menerima stimulus yang kedua, orang terakhir di suruh untuk mengatakan dengan keras stimulus yang diterima.
14. Diawali dari orang yang terakhir untuk mengatakan stimulus yang diterima, selanjutnya orang kedua terakhir dan sampai orang pertama kembali mengatakan isi dari kertas tersebut.
15. Untuk stimulus yang ketiga, waktu yang diberikan hanya 15 detik menyampaikan stimulus tersebut ke orang berikutnya.

Tujuan dari games ini adalah:
1.            Memberi penguatan memori peserta atas stimulus gambar atau kalimat yang diberikan
2.            Merangsang peserta agar berpikir secara kreatif dalam menyampaikan suatu hal
3.            Mendidik peserta agar memiliki kepekaan terhadap suatu hal
4.           Merangsang indera visual dan pendengaran untuk teliti dalam melihat dan mendengar objek didepannya
5.            Agar peserta dapat lebih fokus dalam melihat suatu hal atau kejadian
6.            Melatih peserta dalam menyampaikan pendapat secara nonverbal

Pembahasan
     Dari permainan tersebut, kita akan menghubungkannya dengan teori sembilan tahapan dalam belajar. Dengan maksud, bermain juga bisa memberikan pembelajaran bagi siapa saja yang ingin belajar. Selain itu melalui permainan dan teori ini kita akan belajar bagaimana memperkuat memori peserta pada stimulus yang ada, sehingga konsep ini bisa kita gunakan untuk mengefektifkan belajar kita.