Rabu, 26 September 2012

Tugas Individu


Belajar dari Pengalaman

           Banyak  orang  yang  berpendapat  bahwa  belajar  adalah suatu proses yang sangat   membosankan. Padahal tanpa disadari, sejak kita lahir sampai sekarang kita sudah banyak sekali melakukan  proses  belajar. Nah,  pada  tugas kali ini  kita akan membahas tentang fungsi  belajar  yang sebenarnya sudah penulis rasakan manfaatnya sejak dulu melalui pengalaman-pengalaman yang telah dilewati.

Fungsi belajar yang pertama adalah sebagai kerangka riset. Saya sangat tertarik dengan teori yang menyatakan konsekuensi perilaku bagi proses belajar oleh Thorndike. Artinya kalau kita memilih sesuatu pasti akan ada konsekuensinya. Sama halnya kalau kita memilih sesuatu karena kita memang menyenanginya pastilah konsekuensi positive yang akan kita dapatkan. Seperti saya memilih fakultas psikologi sebagai tempat mencari ilmu dan pilihan ini merupakan pilihan yang bisa membuat saya senang, sehingga proses belajar di psikologi juga dirasa sangat menyenangkan.

Pada fungsi yang kedua, belajar memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi.  Maksudnya, tanpa disadari kita sering sekali memberikan kerangka pada hal-hal yang terjadi. Misalnya, pada tulisan terdahulu tentang belajar dengan bu Rika yang mengharuskan saya harus membaca bahan sebelum kuliah karena akan ditanya oleh bu Rika., berbeda dengan dosen yang jarang bertanya kepada mahasiswa yang membuat mahasiswanya lebih nyantai dalam proses pembelajaran. Yaa.. walaupun di fakultas psikologi susah untuk bersantai-santai. J

Fungsi yang ketiga, dapat mengidentifikasi sifat dan peristiwa yang kompleks. Dulu, penulis sering mendengar kata-kata ”ala bisa karena biasa” yang merupakan kata-kata motivasi untuk melakukan hal baru yang belum terbiasa dilakukan. Seperti contohnya bangun tidur sebelum adzan subuh. Awalnya sulit sekali rasanya untuk bangun sebelum adzan subuh berkumandang, namun setelah dibiasakan ternyata seperti alarm alami yang terdengar yang membuat saya selalu bangun sebelum subuh. Dan ternyata, pengalaman ini juga dibahas dalam teori Ivan Pavlov tentang classical conditioning nya.

Lalu pada fungsi belajar yang keempat, ternyata dengan belajar kita dapat mereorganisasi pengalaman sebelumnya. Misalnya saja dulu kalau saya mendapat peringkat 5 besar di kelas maka orang tua saya akan memberikan reward ke saya. Dan ternyata cara itu lumayan ampuh untuk membuat motivasi balajar saya bertambah. Hal ini sama dengan teori operant conditioning B.F Skinner.

Pada fungsi yang kelima, balajar juga dapat bertindak sebagai penjelasan kerja dari peristiwa. Maksudnya setiap peristiwa yang terjadi dapat kita jelaskan dari proses belajar. Contohnya saja mengapa saya sangat bersemangat kalau kuliah di psikologi ini, ternyata semua itu dapat dijelaskan karena saya telah mencintai ilmu psikologinya. Jadi belajar juga akan terasa nyaman kalau kita sudah menyenanginya.

Nah, kalau kita sudah membahas tentang fungsi belajar melalui beberapa pengalaman. Sekarang ayo kita bahas mengenai perspektif psikologis tentang faktor-faktor utama dalam belajar. Perspektif yang pertama mengenai perspektif behavioris, pada perspektif ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwasanya perilaku dapat di bentuk dari proses belajar. Mungkin kita lebih mengenal dengan istilah reward, punishment, ataupun reinforcemen. Semuanya itu telah saya utarakan dalam beberapa pengalaman di atas seperti ketika reward membuat semangat belajar bertambah pada cerita peringkat kelas.

Sedangkan pada perspektif kedua mengenai perspektif kognitif, disini pemrosesan informasi terjadi. Dimana proses merecall setiap apa yang telah masuk ke dalam fikiran kita. Contohnya pada pengalaman kuliah dengan bu Rika, semua cerita senior tentang cara mengajar bu Rika langsung terpanggil sehingga tak jarang membuat jantung berdebar.

Lalu pada perspektif interaksionis kita mengenal tokoh Gagne yang menghubungkan antara proses belajar behavioral dengan pemrosesan informasi. Lagi-lagi contoh bu belajar dengan bu Rika sangat sesuai dengan perspektif ini. Bagaimana tidak, punishment keluar dari kelas lah yang membuat kognisi saya memeroses informasi agar saya serius dalam belajar agar tidak mendapatkan punishment itu.

Teori perkembangan interaksionis lah yang menjadi perspektif terakhir dalam faktor utama belajar. Di dalam perspektif ini kita mengenal tokoh Jean Piaget yang menyatakan proses penalaran logis dari awal masa anak-anak sampai dewasa. Hal ini akan kita contohkan pada pengalaman mendapatkan reward saat rangking 5 besar di tangan. Ini adalah cerita masa lalu, namun setelah perjalanan waktu dan kini saya sudah merasa tidak anak-anak lagi ( sudah dewasa awal) maka hadiah tak menjadi faktor terpenting untuk menjadikan motivasi di dalam belajar saya. Karena sekarang saya sudah mengerti kalau rajin belajar akan bermanfaat untuk karier saya ke depan, bukan untu orang lain.

Pembaca, inilah pengalaman belajar yang telah saya dapatkan. Semoga tulisan ini bisa mengubah paradigman kita kalau belajar itu adalah sesuatu yang membosankan. Namun, belajar adalah proses yang yang sangat mengasyikan.

*Tulisan ini adalah sebuah tulisan yang tertuang dari konsep fungsi umum teori belajar pada table 1.2 halaman 13 dan gambar 1.1 tentang perspektif psikologis tentang faktor-faktor utama dalam belajar. Kedua teori itu terangkum di dalam buku Learning and Instruction karya Margaret E. Gredler  

Senin, 24 September 2012

Mind Map Belajar 1

Mind Map ini disajikan agar lebih memahami tentang konsep yang ada pada BAB I tentang pratinjau psikologi belajar


Klik gambar untuk memperbesar, terimakasih ^_^

Sabtu, 15 September 2012

Belajar dari Pengalaman


Di semester 5 ini, saya mengambil mata kuliah psikologi sosial menyimpang. Pada susunan jadwal akademik yang sudah beredar, mata kuliah itu diampu oleh Bu Rika. Gosip-gosipnya nih, kalau bu Rika yang mengajar maka akan banyak pertanyaan yang diberikan oleh beliau. Selain itu juga ada konsekuensinya kalau kita tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh bu Rika maka Bu Rika tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan kita dari kelasnya. Hal inilah yang membuat seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut harus belajar extra dalam memahami pembahasannya, yaa kalau nggak mau diusir dari kelas J Selain itu, gossip yang beredar juga mengatakan kalau ada aura yang tidak biasa yang membuat para mahasiswa sedikit “deg-degan” kalau kuliah dengan bu Rika. Namun, setelah 2 kali pertemuan dengan mata kuliah ini, bu Rika belum pernah mengajar di kelas saya. Tetapi yang pasti, gossip yang beredar itu membuat para mahasiswa lebih serius lagi dalam belajar.
*Tulisan ini tidak bermaksud menjelekan seseorang ataupun kelompok, semua ini ditulis hanya untuk kepentingan pembelajaran.

Setelah menganalisis pengalaman yang telah dituliskan di atas. Dapat diambil beberapa teori pembelajaran dari Robert Gagne, diantaranya:
Gagne meyebutkan ada 3 prinsip pembelajaran yang efektif, yaitu:
1. Memberikan pembelajaran
2. Memastikan bahwa tugas yang diberikan itu dikuasai
3. Sekuensi tugas yang dikerjakan.
Dari pengalaman di atas, gossip tentang style belajar bu Rika yang beredar di kampus itu memberikan suatu pembelajaran kalau para mahasiswa wajib belajar dengan extra sebelum belajar dengan bu Rika. Kemudian gossip itu sangat dikuasai dan dipahami oleh para mahasiswa. Kemudian akan ada konsekuensi dari proses pembelajaran yang terjadi. Kalau kita mempersiapkan bahan kuliah dengan baik, maka kita tak akan keluar dari kelas. Namun, kalau kita tidak memahami bahan ajar di kelas, maka siap-siap kita akan dipersilahkan meninggalkan ruangan kelas.
Selain itu, pengalaman di atas juga bisa kita bahas memakai teori belajar classical conditioning. Tentang stimulus dan respon nya. Tanpa disadari cerita-cerita dari senior tentang sistem belajar bu Rika menjadi sebuah stimulus yang menghasilkan respon para mahasiswa menjadi lebih rajin membaca sebelum belajar. Kemudian secara kognitif rasa takut yang terjadi akan membuat para mahasiswa juga lebih mempersiapkan segala hal sebelum belajar dengan bu Rika.  

Selasa, 11 September 2012

Nama Anggota

Teori Belajar Gagne

Keterampilan, apresiasi, dan penalaran manusia dengan semua variasinya, dan juga harapan, aspirasi, sikap, dan nilai-nilai manusia, umumnya diakui bahwa perkembangannya sebagian besar bergantung pada peristiwa yang disebut dengan belajar. (Gagne, 1985, h.1)
Gagne itu siapa ya?
Robert Gagne adalah seorang direktur laboratorium yang meriset latihan-latihan personal perlengkapan elektronik. Beliau lahir pada tahun 1916 di North Andover dan meninggal tanggal 28 April 2002. Beliau mendapatkan gelar A.B. pada Yale tahun 1937 dan pada tahun 1940 mendapat gelar Ph.D. dalam Psychology dari Universitas Brown. Mengajar pada Connecticut College for Women dari 1940-1949 dan kemudian pada Penn State University dari 1945-1946. Antara 1949-1958, Gagne menjadi direktur “perceptual and motor skills laborartory” dari U.S. Air force. Pada saat itu dia mulai mengembangkan beberapa idenya yaitu teori belajar yang disebut "The Conditions of Learning".
Prinsip Belajar
Gagne berpendapat bahwa belajar adalah faktor kausal penting dalam perkembangan. Belajar manusia bersifat kumulatif, kompleks dan beragam. Belajar menghasilkan disposisi yang dipertahankan yang dibuktikan oleh kinerja teretentu. Hasil dari belajar disebut kapabilitas. Proses belajar adalah proses kognitif yang memproses informasi dilingkungan menjadi berbagai macam kapabilitas. Gagne melihat proses belajar mengajar dibagi menjadi beberapa komponen penting yaitu :
1.  Fase – fase pembelajaran seperti (1) Receiving the stimulus situation (apprehending), (2) stage of acquistion, (3) storage, (4) retrival.
2. Kapabilitas manusia dari hasil belajar (outcomes) seperti : informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap dan strategi kognitif.
3. Kondisi atau tipe pembelajaran seperti kondisi internal dan eksternal atau lebih terperinci seperti signal learning, stimulus-respon learning, chaining, verbal association, discrimination learning, concept learning, rule learning, problem solving.
4.  Kejadian-kejadian instruksional seperti : persiapan belajar, akuisisi dan kinerja, transfer belajar,
Kerangka Belajar
Terdiri dari 3 komponen utama, yaitu : (a) sistem untuk menjelaskan diversitas kapabilitas manusia; (b) proses pemerolehan kapabilitas; (c) langkah-langkah dalam pembelajaran yang mendukung setiap langkah dalam belajar.
Prinsip Pembelajaran
Belajar dapat terjadi baik karena ada ataupun tidak adanya kegiatan pembelajaran akan tetapi masing-masing tahapan belajar yang diidentifikasikan oleh Gagne mungkin dipengaruhi oleh kejadian diluar diri si pembelajar. Ketika dirancang dengan cermat untuk mendukung belajar, maka kegiatan eksternal itu dinamakan kegiatan pembelajaran. Kegiatan eksternal ini tidak menimbulkan aktivitas belajar mereka hanya dapat mendukung pemrosesan internal pembelajar.
Tiga prinsip dari pembelajaran yang efektif yang disebutkan oleh Gagne dalam analisis tugas latihan adalah: (a) memberikan pembelajaran mengenai seperangkat tugas-tugas komponen yang diarahkan untuk membangun tugas final; (b) memastikan bahwa setiap tugas komponen dikuasai; dan (c) sekuensi tugas komponen untuk memastikan transfer yang optimal ke tugas final (Gagne, 1962a, 1962b).  
Aplikasi Pendidikan
Adapun aplikasi teori Gagne dalam dunia pendidikan seperti isu kelas yakni membahas beberapa isu penting dalam kelas, motivasi dengan mendesain pembelajaran yang efektif mencakup identifikasi motif siswa dan penyaluran motif itu ke kegiatan yang produktif dalam rangka mencapai tujuan belajar, transfer belajar, pengajaran pemecahan masalah, mengembangkan strategi kelas, merancang pelajaran.
Kesimpulan
Proses belajar manusia tidak hanya dipengaruhi oleh stimulus respon. Namun dipengaruhi oleh faktor kognitif dan dapat dilihat dari kapabilitas manusia itu setelah belajar dari peristiwa yang dialaminya.

Sumber:
Gredler, Margaret E. (2011). Learning and Instruction Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.