Sabtu, 28 Juni 2014

Testimoni Perkuliahan


Tak terasa sudah satu semester belajar banyak dari mata kuliah Paedagogi ini bersama bu Dina dan kawan-kawan semua. Tak terasa juga ini adalah mata kuliah pilihan yang terakhir saya ambil sebelum (in sya Allah) menyelesaikan kuliah S-1 di Fakultas Psikologi ini.Saya banyak mengucapkan terima kasih kepada kampus ini dan khusunya bu Dina yang telah banyak membantu saya disegala hal. Tidak hanya di mata kuliah ini, namun disegala aspek hal selama saya belajar di kampus ini (terbayang masa lalu, studi banding) Banyak sekali pengalaman baru yang saya dapatkan. Namun saya mau fokus pada testimoni di kuliah pedagogi dulu. Mata kuliah ini begitu asyik ketika dosen dan mahasiswa saling terintegrasi. namun sering sekali tak terintegrasi dengan baik. (maaf ya bu). Sering sekali melihat aja Walk Out saat mengajar, mungkin ini ciri khas pengajaran pedagogi ya bu. Namun asyik, akhirnya mahasiswa bisa berubaha menjadi lebih baik lagi. pembelajaran pedagogi juga sangat terasa asyik ketika ada tugas kelompok untuk mengajar langsung ke lapangan, mengajar anak-anak untuk hal yang berguna buat mereka. seruuuu... 
Terimakasih banyak ya bu atas dedikasi terbaik yang telah diberikan ke kami. Makasih juga untuk kawan-kawan yang telah menjadi bagian indah pada kuliah ini, terkhusus Rony, Afif, dan Yusuf. Terimakasih...

Review Hasil Presentasi


Setelah kelompok mempresentasikan hasil dari pembelajaran bahasa Inggris ke Anak, berikut saya review tugas kelompok tersebut.


Latar Belakang

Pada masa globalisasi, bahasa Inggris menjadi modal komunikasi yang sangat penting. Mengingat bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Kemampuan bahasa Inggris sudah seharusnya diajarkan dan digunakan sejak dini. Dengan terbiasanya individu, terutama anak-anak dalam menggunakan bahasa Inggris secara komprehensif, diharapkan kemampuan tersebut menjadi modal yang sangat membantu di masa depan. Pengajaran secara pedagogi diperlukan untuk mengajar dan mendidik anak-anak terutama yang masih duduk di bangku sekolah dasar sebagai fondasi yang kuat dalam kemampuan bahasa Inggris.  Maka dari itu, kami dari kelompok 1 akan melakukan pengajaran bahasa Inggris dengan berbasis pedagogi kepada anak-anak tingkat sekolah dasar dengan metode yang menyenangkan dan efektif untuk memastikan siswa mencapai target yang diharapkan. Pada proses pembelajaran ini kami mengajak 8 orang anak dengan latar belakang pendidikan sekolah dasar dari kelas 4 sampai dengan kelas 6 SD di jalan Cempaka VII Kecamatan Medan Selayang.

Proses pengajaran akan berlangsung dalam 3 kali pertemuan, yaitu:

No.
Pertemuan
Hari/ Tanggal
Waktu
1.
I
Kamis, 27 Maret 2014
18.50-19.45 WIB
2.
II
Jum’at, 28 Maret 2014
18.50-19.45 WIB
3.
III
Minggu, 30 Maret 2014
18.50-19.45 WIB

Ringkasan Proses Pembelajaran

            Pada proses pembelajaran selama tiga kali pertemuan, memang ada beberapa perubahan dari rencana pembelajaran. Namun perubahan yang dilakukan untuk hal yang lebih baik lagi. Secara umum pembelajaran hari pertama dilakukan  denga baik. Pembelajaran dilakukan dengan pengenalan diri dengan memakai bahasa Inggris. Pada pertemuan pertama akhirnya kelompok mengetahui kalau kemampuan berbahasa Inggris anak-anak tersebut belum cukup baik. Sehingga kelompok membuat perubahan pada pertemuan kedua. Pada pertemuan II ini, kegiatan yang direncanakan diisi dengan belajar materi “procedure” dan praktek membuat teh dengan langkah-langkah menggunakan bahasa Inggris diubah dengan tema “Vocabulary.  Kata-kata yang diberikan adalah :
            1.      Kepala             : Head
            2.      Rambut            : Hair
            3.      Mata                : Eye
            4.      Hidung             : Nose
            5.      Telinga             : Ear
            6.      Leher               : Neck
            7.      Lidah               : Tongue

Pada pertemuan ketiga, kelompok ingin mengajarkan bagaimana cara membuat sesuatu atau kelompok sebut dengan “how to make a tea”. Awalnya pada pertemuan ketiga ini kelompok ingin belajar mengenai bagaimana cara menghadapi orang asing menggunakan bahasa Inggris. Namun karena materi tersebut kelompok rasa tidak terlalu efektif jika disampaikan dengan kemampuan anak yang demikian, akhirnya kelompok mengganyikannya dengan prosedur cara membuat teh.

Analisis Proses Pembelajaran
Mengajar merupakan seni dan ilmu menstransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari di mana pun dan kapan pun, baik individual, kelompok, maupun di lembaga. Seni mengajar hanya terlihat ketika interaksi pembelajaran berlangsung. Pada proses belajar yang sudah dilakukan pengajar telah melakukan pengajaran dengan mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik yaitu dengan memberikan pengajaran bahasa Inggris yang fundamental. Pada prosesnya terjadi interaksi antara pengajar dan peserta didik sebagai wujud dari bentuk seni dari mengajar.   N.L. Gage mengemukakan 3 unsur dari seni mengajar:
1.      Intuisi
Intuisi merupakan pemikiran dan ide yang menjadi dasar landasan dari pengajaran. Pada dasarnya Intuisi muncul karena adanya ilmu dasar yang harus disampaikan pada peserta didik atau kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik. Intuisi kemudian dikembangkan dan direalisasikan dalam bentuk strategi pengajaran tertentu. Proses pembelajaran yang dilakukan kelompok sesuai dengan unsur ini, kelompok memiliki ide yang menjadi dasar landasan dari pengajaran, dalam hal ini kelompok memiliki ide untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak di lingkungan sekitar kelompok. Mengingat pentingnya bahasa Inggris pada era globalisasi, setelah itu kelompok mengembangkan intuisi menjadi sebuah realisasi dengan membuat sebuah strategi pengajaran yang kreatif.
2.      Ekspresi
Ekspresi adalah bagian dari komunikasi dari pengajar pada peserta didik. Hal ini terjadi untuk menghindari pengajaran yang monoton, serta dimaksudkan untuk meningkatkan minat peserta didik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan pengajar. Proses pengajaran yang dilakukan kelompok sesuai dengan unsur ini, dimana kelompok melakukan komunikasi dua arah dalam proses pembelajaran. Komunikasi yang diberikan juga tidak hanya dengan komunikasi verbal. Namun juga memberikan komunikasi non verbal seperti: kontak mata, memberikan sentuhan kepada peserta didik.
3.      Improvisasi
Improvisasi adalah kemampuan dari pengajar untuk mengubah, menambah, atau mengurangi materi dari pengajaran sesuai dengan kondisi yang ada. Hal ini terjadi untuk menyesuaikan materi dengan kemampuan dari peserta didik, atau untuk memaksimalkan pemahaman dari peserta didik atas materi yang diberikan.
Proses pengajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan unsur ini dimana para pengajar mampu untuk lebih fleksibel dalam membawakan materi. Pengajar peka terhadap kemampuan peserta didik dan menyesuaikan dengan kondisi yang terberi. Pada awalnya kelompok telah membuat rencana pembelajaran dengan sedemikian rupa, namun setelah di lapangan ternyata, kemampuan peserta didik dirasa belum cukup untuk mendapatkan pengajaran sebagaimana yang telah dirancang kelompok. Untuk menyikapi hal tersebut kemudian kelompok membuat rancangan baru untuk mengantisipasi kemungkinan peserta didik kesulitan mengikuti pembelajaran.
Konsep yang ditunjukkan pada pengajaran yang dilakukan kelompok adalah dengan menggunakan konsep paedagogi modern dimana adanya fasilitas dan pengelolaan yang berkelanjutan, ada proses interaksi anatara pengajar, peserta didik dan lingkungan, adanya strategi pembelajaran, teknik pembelajaran dan pengajaran. Pandangan tradisional memposisikan paedagogi sebatas seni mengajar atau mengasuh. Kini sangat kuat dan konsisten untuk mengembangkan hubungan dialektis yang bermanfaat antara paedagogi sebagai ilmu dan paedagogi sebagai seni (Salvatori, 1996).

Evaluasi Proses Pembelajaran
Dari keseluruhan proses pengajaran yang telah dilakukan kelompok menyadari adanya hambatan yang terjadi selama proses berjalannya pembelajaran. Adapun hambatan yang terjadi adalah sebagai berikut:
1.   Kelompok hanya melakukan survey pembelajaran apa yang dibutuhkan peserta didik yaitu membutuhkan pelajaran bahasa Inggris, namun kelompok tidak melakukan survey untuk melihat kemampuan dasar peserta didik dalam pelajaran bahasa Inggris sehingga rancangan pembelajaran yang dibuat tidak bisa dijalankan dikarenakan tidak sesuai dengan kemampuan peserta didik.
2.  Tidak mampunyai kelompok mengontrol peserta didik yang tidak mau mengikuti perintah pengajar selama proses pengajaran berlangsung.
3.   Penggunaan teh yang menggunakan teh instan dirasa kurang tepat karena proses nya menjadi lebih simpel dan mengajarkan anak pada produk instan yang kurang baik untuk kesehatan.

Demikian review pembelajaran, semoga pembelajaran yang bisa didapat dapat menjadi hal yang bermanfaat di kemudian hari, amiiin,



Minggu, 13 April 2014

Laporan Wawancara Pengajar

BAB I
PENDAHULUAN

“Pemimpin! Guru! Alangkah hebatnya pekerjaan menjadi pemimpin di dalam sekolah, menjadi guru di dalam arti yang spesial, yakni menjadi pembentuk akal dan jiwa anak-anak! Terutama sekali di zaman kebangkitan! Hari kemudiannya manusia adalah di dalam tangan guru itu, menjadi manusia”(Ir Soekarno)

Semua orang pasti setuju jika guru adalah orang yang sangat berperan penting dalam proses manusia menjadi manusia yang seutuhnya. Sehingga tak heran kalau seorang presiden pertama Republik Indonesia berkata seperti kata pembuka pada tulisan ini.
Guru adalah sebuah profesi yang mulia karena di tangan merekalah masa depan bangsa ini ditentukan. Guru juga dianggap sebagai pahlawan pembangunan, karena di tangan mereka akan lahir pahlawan-pahlawan pembangunan yang kelak mengisi ruang-ruang publik di negeri ini. Guru yang ideal, bukan sekedar guru yang memenuhi syarat-syarat teknik: seperti pintar, pandai, atau pakar di bidang ilmu yang dimiliki; melainkan yang jauh lebih penting dari itu semua, guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai "agent of change" sehingga dengan itu masa depan bangsa dapat bersinar dengan cerah.
Tugas guru sebenarnya bukan hanya menjarkan ilmu kepada murid nya. Ada banyak sekali tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru. Hal ini dikarenakan seorang guru adalah tokoh panutan yang dianggap serba benar oleh muridnya. Sehingga seorang guru harus memiliki karakter pribadi yang baik. Seperti karakter kesatria yang mampu mengakui kesalahan jika memang melakukannya, jujur, disiplin, penyayang, berintegritas, antusias, memiliki motif yang bagus dalam mengajar, serta berkomitmen terhadap pendidikan. Disini, tugas guru juga untuk menumbuhkan keingintahuan anak didik dan mengarahkannya dengan cara yang paling mereka minati. Jika anak didik diberi rasa aman, dihindarkan dari celaan dan cemoohan, berani berekspresi dan bereksplorasi secara leluasa, ia akan tumbuh menjadi insan yang penuh dengan percaya diri dan optimistis.
Selain itu ketika didalam kelas, seorang guru harus memiliki persiapan yang baik, terorganisasi, konsisten, memiliki etika dalam mengajar, datang ke kelas dengan tepat waktu, memiliki sifat fleksibelitas jika menemukan sesuatu ide dan wawasan baru, mampu berdialog secara interaktif kepada siswa, dan mampu mengelola suasa belajar sebaik mungkin. Seorang guru juga harus mampu menguasai teknik-teknik dalam pengajaran. Khusus pada tugas kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang teknik belajar dengan teknik paedagogi yang merupakan teknik belajar yang diaplikasikan terhadap anak-anak. Di dalam ilmu paedagogi seorang guru atau ahli paedagog adalah orang yang memang benar-benar manjadi sosok yang sangat di contoh oleh anak didiknya. Sehingga guru haruslah memiliki sifat seperti yang sudah kita jelaskan di awal.
Hal diatas mungkin hanya sedikit kisah yang dapat kita jelaskan dari seorang guru. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan hasil wawancara saya kepada salah seorang guru yang mengajar untuk murid di sebuah SMP pedesaan di sudut kabupaten Langkat.  Sekolah Menengah Pertama Swasta Amana namanya. Letaknya di Kampung Kloni, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat. Wawancara dilakukan oleh saluh satu orang guru Ilmu Pengetahuan Alam yang mengajar kelas 7 sampai 9.

BAB II
HASIL WAWANCARA

Guru yang saya wawancarai adalah seorang guru yang sudah mengabdi untuk menjadi seorang guru selama 6 tahun. Guru ini memiliki inisial nama RSD. Pak RSD adalah seorang guru Ilmu Pengetahuan Alam yang saat ini berumur 26 tahun. Dengan spesialisasi nya sebagai guru IPA, pak RSD sering mengeksplor cara mengajar dengan hal-hal yang membuat anak didiknya senang Pak RSD mengajar di sekolah swasta SMP Amanah desa Kwala Begumit Kec. Binjai Kab. Langkat.
Ada satu kalimat yang sangat luar biasa ketika ssaya bertanya tentang bagaimana pandangan bapak mengenai pendidikan. Kemudian Pak RSD menjawab pendidikan itu sangatlah penting guna untuk memperbaiki harkat dan martabat manusia. Perlu diketahui memang, hampir 80% dari seluruh murid yang belajar di sekolah tersebut berada pada kondisi kelas ekonomi menengah kebawah. Alhasil belajar bukan merupakan prioritas utama dalam hidup mereka, melainkan mencari uang adalah hal yang paling penting. Sehingga banyak sekali murid yang memiliki motivasi rendah. Oleh karena itu, peran Seorang guru juga harus dapat mengemban tugasnya sebagai motivator yang mampu memotivasi anak didiknya agar penuh semangat dan siap menghadapi serta menyongsong perubahan hari esok, begitu tambahnya.
Pak RSD memandang selain guru yang memotivasi murid untuk semangat belajar, peran orang tua juga sudah berusaha untuk terus memberi semangat anaknya. Di tengah situasi ekonomi keluarga yang tidak terlalu baik, orang tua terus saja memotivasi anaknya. Sehingga terkadang anak tak bisa terlalu semangat karena memang belum lahir kesadaran semangat belajar dari dalam dirinya.
Dari sudut pandang pak RSD ketika melihat anak muridnya adalah ada secercah harapan yang akan muncul demi memperbaiki harkat martabat keluarga si peserta didik ataupun harkat martabat peserta didik tersebut yang memang berasal dari keluarga kelas ekonomi ke bawah. Terkadang memang timbul rasa hilang semangat dalam mengajar, namun demi tujuan awal tadi tercapai., pak RSD membuang rasa mala situ dalam mengajar.
Dalam mengajar, pak RSD memiliki sebuah filosopi mengajar adalah sebuah proses kita menanam sebuah pohon. Saat ini kita menanam, merawat, dan menjaga. Lalu kemudian suatu saat nanti kita akan menuainya kembali. Menuai dengan kesuksesan anak didik yang hari ini kita ajarin dengan ilmu pengetahuan yang mungkin bagi mereka tidaklah terlalu penting.
Pak RSD mengajar anak didiknya dengan metode melihat situasi dan kondisi anak didiknya. Biasanya kalau pada pagi hari, pak RSD menggunakan teknik yang terstandarisasi jika mengajar. Namun ketika sudah siang hari dimana anak didiknya banyak yang sudah merasa bosan dan kelelahan. Pak RSD menggabungkan teknik belajar menggunakan games atau teknik lainya agar anak didiknya tidak bosan. Biasanya anak didiknya lebih tertarik dengan menggunakan metode ini saat belajar.
Demikianlah hasil wawancara saya dengan pak RSD seorang guru SMP yang berhasil saya rangkum di dalam penulisan BAB II ini.
BAB III
PEMBAHASAN

Mengajar adalah tindakan seseorang atau tim dalam memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek tertentu diketahui atau dipahami. Mengajar berasal dari kata “ajar”. Kata ajar bermakna memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan dan sejenisnya kepada subjek tertentu. Ada beberapa elemen-elemen yang ada didalam aktifitas mengajar meliputi,  tujuan, bahan ajar, interaksi guru dan siswa dengan perekat kemampuan pengelolaan kelas, dan evaluasi dengan hasil belajar sebagai produknya. Pengajaran merupakan interaksi guru dan siswa dalam rangka mengelaborasikan bahan ajar dengan dukungan kemampuan pengelolaan kelas yang baik untuk mencapai tujuan tertentu berupa hasil belajar siswa. Hasil belajar itu diketahui melalui evaluasi. Interaksi antara guru dan siswa itulah yang disebut dengan proses pembelajaran.
Dari pengertian di atas kita dapat memahami ketika hasil wawancara menyebutkan tentang teknik pengajaran yang dilakukan oleh guru tersebut. Dari hasil wawancara terlihat lah secara jelas bagaimana apa yang dilakukan guru tersebut merupakan proses pembelajar yang sesungguhnya. Dimana telah terjadi proses penyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan dan sejenisnya kepada subjek tertentu yaitu anak didik pada sekolah tersebut.
Kegiatan mengajar yang unggul dipandang sebagai proses akademik, dimana siswa termotivasi belajar secara berkelanjutan, substansial, dan positive terutama berkaitan dengan bagaimana mereka berpikir, bertindak dan merasa. Seorang guru yang baik dipandang sebagai salah satu energi yang memberikan konstribusi positif yang luar biasa terhadap terciptanya suasana belajar siswa, termasuk membangkitkan minat mereka serta memotivasi siswanya. Dari teori ini kita dapat melihat bagaimana kondisi siswa yang ada di sekolah tersebut. Dengan kondisi semangat yang tidak baik karena memang kondisi ekonomi keluarga mereka yang kurang baik membuat guru harus bisa menjadi motivator handal untuk anak didiknya. Sehingga hal ini dapat dimaksimalkan oleh guru yang mengajar. Jangan sampai guru yang ,mengajar terlihat tidak termotivasi, hal ini akan manambah hilangnya motivasi yang dimiliki oleh anak didiknya.
Selain itu, kita juga dapat melihat dari perspektif paedagogi modern dimana definisi yang terkait dengan padagogi modern disajikan berikut ini:

1. Pengajaran (teaching), yaitu teknik dan metode kerja guru dalam mentransformasikan konten pengetahuan, merangsang, mengawasi dan memfasilitasi pengembangan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berhasil. Termasuk dalam kerangka pengajaran adalah penilaian formatif dan sumatif, juga memberi peluang kepada siswa untuk “membantu” merevisi dan meningkatkan kualitas pemikiran dan pemahaman. (Guru pada posisi sentral). Disini guru yang diwawancarai sengat menggunakan ini dalam pengajarannya, dimana guru sering menjadi pengarah murid jika diberikan satu permasalahan.

2. Belajar (learning), yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan (seperti penyelidikan, berpikir kritis, kerja sama tim, mengorganisasikan, dan memecahkan masalah). Sesuai dengan perjalanan waktu kualitas mengajar dapat mengakibatkan siswa mencapai pemikiran tingkat tinggi dan pemahaman yang mendalam, mengetahui tentang proses belajar mereka sendiri, metakognisi, kemampuan untuk mentransfer apa yang telah dipelajari pada situasi baru, dan kapasitas umum untuk menjalani kehidupan yang lebih luas dan belajar seumur hidup. Belajar semur hidup itu merupakan sebuah kontinum yang berlaku untuk guru.

3. Hubungan mengajar dengan belajar dengan faktor lain yang tergamit mendorong minat paedagogi. Misalnya, siswa melakukan penelitian sederhana. Hubungan itu bisa bermakna siswa dibimbing oleh guru atau kegiatan belajar yang berpusat pada siswa, namun tetap di bawah bimbingan guru. Hubungan itu, apa pun bentuknnya tetap terkait dengan kegitatan mengajar dan belajar. Memang ada pemikiran yang kontras, bahwa aktivitas mengajar dan belajar itu kehilangan hubungan efikasi; siswa haru menjadi peroaktif dan lebih otonom. Guru yang diwawancarai juga sering menggunakan ini dalam pengajarnya,

4. Hubungan mengajar dan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan pada segala tahapan usia, yaitu sebagaimana yang dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan formal dan nonformal dalam masyarakat, dalam keluarga, dan dalam kehidupan kerja (Cropley dan Dave, 1978). Sekolah merupakan salah satu bagian dari total spektrum pengaruh pendidikan.
Dari terori tentang paedagodi modern di atas memang telah dilakukan guru, namun terkadang respon dari murid sangat lah tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Sehingga guru butuh effort yang lebih besar untuk mengajak siswanya kembali.
Selain itu jika dilihat dari teori system paedagogi abad 21, saya rasa guru tersebut sudah mulai menerapkannya. Paedagogi abad 21 merupakan sebuah teori baru yang didapatkan dari perubahan tantangan dunia untuk terus meningkat termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Paedagogi abad 21 juga sering disebut dengan paedagogi progresif (progressive pedagogy). Pada dasarnya pedagogi abad 21 tidak hanya berbicara mengenai seni dan ilmu mengajar, melainkan juga mendorong banyak orang untuk melakukan redesain dan pemahaman ulang atas begaimana menggunakannya untuk merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kemajuan zaman. Artinya paedagogi tidak sekedar harus dipahami, melainkan juga bagaimana cara mengaplikasikannya. Cara pengaplikasiannya itu termasuk ke dalam pengetahuan paedagogis vernacular/praktis. Namun, dalam bidang keilmuannya/ilmiah juga harus terus dikembangkan dengan penelitian-penelitian  yang di buat oleh peneliti paedogog.  Manfaat dari penelitian ini adalah : Pertama, umtuk menghasilkan pengetahuan baru tentang pengajaran dan pembelajaran, kedua, agar guru dapat memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan bila perlu memodifikasi paedagogi. Jika kedua hal ini bisa berjalan dengan seiringan paedagogis praktis dan ilmiah, maka system peadagogi abad 21 dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal.
Dalam pengaplikasian saat belajar, guru tersebut akan melihat situasi dan kondisi dari si anak didiknya. Jika anak didiknya sedang bersemangat maka guru akan memberikan pembelajaran. Namun bila kondisi anak sedang tidak bersemangat, guru tersebut akan memberikan pembelajaran dengan system permainan yang akan membuat anak nyaman untuk belajar. Artinya guru akan melihat kebutuhan siswa dalam system pembelajarannya.
Demikianlah beberapa teori yang sudah saya bahas dari hasil wawancara kepada guru.

BAB IV
KESIMPULAN

            Dari hasil wawancara juga analisa menggunakan teori yang ada, kesimpulan pada tugas ini adalah system belajar paedagogi kalau ditertapkan dengan baik akan mampu menghasilkan hasil belajar yang berkualitas. Namun tidaklah mudah untuk melakukan pembelajaran menggunakan teknik ini. Haruslah seorang guru dengan integritas yang tinggi, berkarakter kesatria yang mampu mengakui kesalahan jika memang melakukannya, jujur, disiplin, penyayang, antusias, memiliki motif yang bagus dalam mengajar, serta berkomitmen terhadap pendidikan lah yang mampu mendapatkan hasil yang maksimal.
            Selain itu proses pembelajaran yang baik dapat kita lihat dari hasil evaluasi terhadap siswa. Jika hasil evaluasi mendaptkan hasil yangh kurang maksimal seorang guru haruslah menjadi orang yang bertanggungjawab untuk memberikan pengetahuan lagi sampai muridnya mengerti.
            Kemudian, seiring berjalannya waktu. System pengajaran haruslah mengikuti perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Sehingga munculah teori paedogagi modern yang juga telah di lakukan dalam pembelajaran guru tersebut. Dimana dalam pengaplikasiannya guru tidaklah terlalu terfokus terhadap bahan ajar. Namun guru harus melihat kebutuhan siswa dalam meneriman bahan ajar tersebut. Hal ini juga sesuai dengan kemajuan teori paedagogi abad 21 yang mengsinkronkan antara penelitian ilmiah juga praktiknya dalam pembelajaran.
            Sehingga dari hasil ini, harapan kita tentang kemajuan hasil pembelajaran dapat kita dapatkan dengan maksimal. Dan juga hasil dari pembelajaran mendapatkan manusia intelek yang berhati nurani untuk kepentingan dan kemajuan bangsa kita ini.

BAB V
SARAN

            Berikut saya sampaikan saran guna untuk kemajuan kita bersama :

Saran untuk Guru
·         Pada saat mengajar, guru harus tetap menjaga motivasi agar anak didik yang melihat juga tetap menunjukan motivasi yang baik. Sehingga proses belajar dapat berjalan dengan baik
·         Ciptakan proses belajar yang tidak membosankan, guna menjaga kondisi kelas
Saran untuk Sekolah
·         Melakukan pelatihan motivasi terhadap siswa
·         Melakukan pelatihan soft skill agar kemampuan anak dapat bertambah
·         setelah wawancara dilakukan sebagai bentuk terima kasih kepada responden.
Saran untuk Mata Kuliah Paedagogi
·         Tugas seperti ini sangatlah baik untuk terus dilakukan. Tugas ini dapat membuka mata tentang bagaimana sebenarnya penerapan proses pembelajaran secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA
Danim, P. D. (2013). Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: CV. Alfabeta.




Sabtu, 05 April 2014

Rancangan Pembelajaran dan Laporan Hasil Pembelajaran Micro Teaching

Oleh:
Kelompok 1

 Arief Tri Prabowo            101301118
  Rony P. Syahputra            111301008  
RM Afif Handri Nabawi   121301010
M. Yusuf Lubis                 121301028



FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada masa globalisasi, bahasa Inggris menjadi modal komunikasi yang sangat penting. Mengingat bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Kemampuan bahasa Inggris sudah seharusnya diajarkan dan digunakan sejak dini. Dengan terbiasanya individu, terutama anak-anak dalam menggunakan bahasa Inggris secara komprehensif, diharapkan kemampuan tersebut menjadi modal yang sangat membantu di masa depan.
Pengajaran secara pedagogi diperlukan untuk mengajar dan mendidik anak-anak terutama yang masih duduk di bangku sekolah dasar sebagai fondasi yang kuat dalam kemampuan bahasa Inggris.  Maka dari itu, kami dari kelompok 1 akan melakukan pengajaran bahasa Inggris dengan berbasis pedagogi kepada anak-anak tingkat sekolah dasar dengan metode yang menyenangkan dan efektif untuk memastikan siswa mencapai target yang diharapkan.
B.     Komunitas
Pada proses pembelajaran ini kami mengajak 8 orang anak dengan latar belakang pendidikan sekolah dasar dari kelas 4 sampai dengan kelas 6 SD di jalan Cempaka VII Kecamatan Medan Selayang. Anak-anak tersebut kami pilih dikarenakan kebutuhan mereka untuk menguasai bahasa Inggris, dan mendapatkan pengalaman baru dalam berbahasa Inggris. Berikut nama-nama peserta didik:
No.
Nama
Jenis Kelamin
Kelas
1.
Akbar
Laki-laki
IV
2.
Agung
Laki-laki
V
3.
Ilyas
Laki-laki
V
4.
Fajar
Laki-laki
V
5.
Rio
Laki-laki
IV
6.
Nur Aida
Perempuan
V
7.
Mutiara
Perempuan
V
8.
Zahra
Perempuan
VI
C.    Waktu
Proses pengajaran akan berlangsung dalam 3 kali pertemuan, yaitu:
No.
Pertemuan
Hari/ Tanggal
Waktu
1.
I
Kamis, 27 Maret 2014
18.50-19.45 WIB
2.
II
Jum’at, 28 Maret 2014
18.50-19.45 WIB
3.
III
Minggu, 30 Maret 2014
18.50-19.45 WIB
D.    Setting
Pengajaran dilakukan di lantai 2 mesjid At-Taqwa. Fasilitas yang digunakan adalah karpet untuk tempat duduk pada saat pengajaran berlangsung. Lay out ruangan berbentuk aula mesjid.
BAB II
KONSEP RANCANGAN PEMBELAJARAN
A.    Pembagian Sekuen Pembelajaran
Pertemuan dibagi manjadi 3 sesi, yaitu: sesi pembuka, isi, dan penutup. Sesi pembuka akan berlangsung selama 10 menit pada setiap pertemuan, dilakukan dengan perkenalan pada pengajar, dan instruksi mengenai pembelajaran yang akan dilakukan serta petunjuk untuk proses belajarnya.
Pada sesi isi, pengajar akan memberikan pengajaran. Setiap pertemuan memiliki tema pembelajaran yang berbeda, yaitu:
1.      Pertemuan I : Kamis, 27 Maret 2014
·         Pendahuluan/ Perkenalan  (10 Menit)
-          Mengucapkan salam dan menanyakan kabar
-          Pengajar memperkenalkan diri
-          Berdo'a
·         Isi (30 menit)  materi : Introduction (perkenalan diri menggunakan bahasa Inggris)
-          Pengajar mencoba menjelaskan apa maksud dari pembelajaran hari ini
-          Pengajar memberikan kalimat-kalimat yang dapat menjadi contoh bagaimana cara memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris
-          Pengajar mencontohkan cara memperkenalkan diri
-          Pengajar membimbing setiap anak didik untuk memperkenalkan diri
-          Memberikan Games berjudul “Who’s your friend?”
·         Penutup (10 Menit)
-          Memberikan snack kepada peserta didik
-          Memberikan reward kepada peserta didik terbaik
-          Menutup pembelajaran dengan mengucapkan terimakasih
2.      Pertemuan II : Jumat, 28 Maret 2014 
·         Pendahuluan/ Perkenalan (10 Menit)
-          Mengucapkan selamat malam dan menanyakan kabar
-          Mengulang materi sebelumnya secara singkat
-          Berdoa
·         Isi (30 menit) materi : procedure (prosedur menggunakan bahasa Inggris)
-          Memberitahu maksud dari pengajaran
-          Memberikan contoh kalimat untuk menjelaskan sesuatu
-          Memberikan contoh dengan membuat teh dengan menjelaskannya memakai bahasa Inggris
·         Membantu peserta didik menjelaskan membuat teh secara bergantian
·         Penutup (10 Menit)
-          Memberikan snack kepada peserta didik
-          Memberikan reward kepada peserta didik terbaik
-          Menutup pembelajaran dengan mengucapkan terimakasih
3.       Pertemuan III : Minggu, 30 Maret 2014
·         Pendahuluan/ Perkenalan (10 Menit)
-          Mengucapkan selamat malam, menanyakan kabar hari ini
-          Mengulang materi sebelumnya secara singkat
-          Berdoa
·         Isi (30 menit) materi : Meet The Stranger
-          Menjelaskan maksud dari pengajaran hari ini
-          Memberikan contoh kalimat kepada anak didik jika bertemu orang asing
-          Bermain role play antara 2 orang pengajar, dimana salah seorang menjadi stranger
-          Membimbing anak didik bermain role play secara bergantian
·         Penutup (10 Menit)
-          Memberikan snack kepada peserta didik
-          Memberikan reward kepada peserta didik terbaik
-          Menutup pembelajaran dengan mengucapkan terimakasih
             Untuk pertemuan pertama dengan tema introduction akan dibawakan permainan berjudul “Who’s your friend”. Pada permainan ini peserta didik diminta untuk mendengarkan temannya memperkenalkan diri dengan menyebutkan, nama, usia, kelas, dan hobi nya, kemudian akan ditunjuk satu orang untuk maju kedepan dan anak didik yang lain menyebutkan siapa nama dari orang tersebut.
        Pada pertemuan kedua akan diberikan permainan Guess the picture”. Pada permainan ini akan diberikan gambar-gambar, kemudian peserta didik diminta untuk menyebutkan nama dari gambar tersebut dalam bahasa Inggris. Pada pertemuan ketiga penutup akan diberikan dalam bentuk penutupan kegiatan belajar.
B.     Pembagian Tugas Kelompok
a.       Pertemuan pertama
·         Teacher           : RM. Afif Handri
  Rony Syahputra
·         Observer         : Arief Tri Prabowo
  M. Yusuf
b.      Pertemuan kedua
·         Teacher           : Rony Syahputra
  RM. Afif Handri Nabawi
·         Observer          : M. Yusuf
  Arief Tri Prabowo
c.       Pertemuan ketiga
·         Teacher           : Arief Tri Prabowo
  M. Yusuf
·         Observer         : RM. Afif Handri nabawi
  Rony Syahputra
C.    Alat Bantu yang Digunakan
                  Alat bantu yang akan digunakan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
·         1 buah papan tulis
·         3 buah spidol
·         1 buah kamera
·         8 buah snack (@3000/anak) x 3 hari untuk konsumsi peserta didik
·         3 buah pulpen untuk reward dalam pengajaran
·         3 buah buku untuk reward dalam pengajaran
·         Alat untuk demonstrasi (Teh, gula, air panas, termos)

BAB III
PROSES PEMBELAJARAN
A.    Skenario Pembelajaran
1. Pertemuan I
                   Pertemuan dimulai dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar hari ini. kemudian pengajar memperkenalkan diri lalu mengajak peserta didik Berdoa. Materi yang diberikan pada pertemuan pertama adalah Introduction (perkenalan diri menggunakan bahasa Inggris). Awalnya, pengajar mencoba menjelaskan apa maksud dari pembelajaran hari ini dan memberikan kalimat-kalimat yang dapat menjadi contoh bagaimana cara memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris. Kemudian pengajar mencontohkan cara memperkenalkan diri dan mulai membimbing setiap peserta didik untuk memperkenalkan diri.
                  Pada akhir proses pengajaran, pengajar memberikan permainanan berjudul “Who’s your friend?”. Lalu Memberikan snack kepada anak-anak dan memberikan reward kepada peserta didik yang aktif. Pada akhir pertemuan pengajar mengucapkan terimakasih dan mempersilahkan peserta didik kembali kerumah masing-masing.
2. Pertemuan II
              Pertemuan dimulai dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar hari ini dan mengulang sedikit dua materi sebelumnya, kemudian mengajak anak didik Berdoa. Materi 3 adalah: procedure (mengenalkan prosedur menggunakan bahasa Inggris). Awalnya, pengajar memberitahu maksud dari pengajaran dengan memberikan contoh kalimat untuk menjelaskan langkah-langkah sambil pengajar menuliskan langkah-langkahnya di papan tulis. Lalu pengajar memberikan contoh dengan membuat teh secara langsung dan menjelaskannya memakai bahasa Inggris. Pengajar membantu anak didik menjelaskan membuat teh secara bergantian dan memberikan games berjudul “guess the picture”.
                  Pada akhir pengajaran, pengajar membimbing anak didik bermain role play membuat teh secara bergantian. Kemudian akan dipilih satu anak yang terbaik dalam proses pembelajaran secara tiga hari untuk diberikan reward. Kegiatan ditutup dengan mengucapkan terima kasih kepada peserta didik serta mengucapkan selamat malam.
3. Pertemuan III
                   Pertemuan dimulai dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar hari ini dan mengulang sedikit dua materi sebelumnya, kemudian mengajak anak didik Berdoa. Materi 3 adalah: meet the stranger, yang dimulai dengan menjelaskan maksud dari pengajaran hari ini. Lalu memberikan contoh kalimat kepada anak didik jika bertemu orang asing. Pengajar kemudian bermain role play antara 2 orang pengajar, dimana salah seorang menjadi stranger. Pada akhirnya pengajar membimbing anak didik bermain role play secara bergantian. Kegiatan ditutup dengan mengucapkan kata-kata perpisahan dan terima kasih kepada peserta didik serta mengucapkan selamat malam.
B.     Objek Observasi
1. Komunikasi
                  Komunikasi yang terjadi pada proses pengajaran adalah komunikasi dua arah. Artinya antara pengajar dan peserta didik terjadi interaksi yang aktif. Pengajar memberikan bantuan kepada peserta didik untuk setiap materi baru yang akan mereka terima. Komunikasi tidak hanya terjadi secara verbal (melalui kata-kata) namun juga non-verbal, seperti kontak mata pada peserta didik, menyentuh, memberikan instruksi melalui body language. Contohnya adalah mengajak berdiri sebelum berbicara, meminta peserta didik untuk mengemukakan pendapat, memberikan bimbingan pada peserta didik pada saat melakukan praktik dalam pengajaran.
2. Respon Peserta Didik
                  Respon pada setiap peserta didik berbeda-beda. Pada awal pertemuan,  peserta didik yang berjenis kelamin laki-laki sangat aktif dalam merespon pertanyaan dari pengajar, dan aktif mengikuti instruksi dari pengajar. Namun peserta didik yang berjenis kelamin perempuan cenderung malu untuk berbicara di depan teman-temannya. Pada akhir pertemuan, peserta didik berjenis kelamin perempuan sudah mulai berani untuk berbicara di depan teman-temannya, walaupun tidak secara aktif menjawab pertanyaan atau mengikuti contoh dari pengajar.
C.    Laporan Proses dan Hasil Pengajaran
1. Proses dan Hasil Pengajaran Pertemuan I
                  Pada pertemuan pertama, kegiatan belajar dimulai pada pukul 18.50 WIB namun karena kondisi tempat belajar belum kondusif akhirnya para pengajar mencoba untuk membuat situasi menjadi lebih kondusif. Para pengajar juga melakukan koordinasi dengan pengurus Masjid untuk mencoba membuat peserta didik menjadi tenang. Akhirnya pada pukul 19.05 WIB belajar bisa dimulai.
                  Pada pertemuan ini, pengajar mencoba melakukan proses rapport dengan cara berkenalan dengan peserta didik. Selanjutnya proses pembelajaran dilanjutkan dengan materi “introduction” yang dilakukan dengan bagaimana cara memperkenalkan diri menggunakan bahasa Inggris. Pertama kali yang dilakukan pengajar adalah mencontohkan bagaimana cara memperkenalkan diri dengan menggunakan bahasa Inggris, kemudian menuliskan apa-apa saja yang harus diperkenalkan menggunakan bahasa Inggris yang sederhana seperti nama, sekolah, alamat, dan hobi. Setelah itu para pengajar meminta peserta didik untuk melafalkannya masing-masing.
                  Para pengajar memperhatikan cara peserta didik melafalkannya. Setelah semua peserta didik melafalkan dengan benar, peserta didik diminta untuk berdiri dan memperkenalkan diri di depan kelas. Kondisi yang diberikan adalah dengan metode kompetisi, peserta didik diminta untuk siapa yang berani memperkenalkan diri di depan kelas untuk yang pertama. Peserta didik yang pertama maju adalah Akbar. Akbar bisa memperkenalkan diri dengan bahasa Iggris, namun masih terbata-bata, pengajar meminta kelas untuk memberikan tepuk tangan untuk akbar dan memberikan pujian kepada akbar. Kemudian dilanjutkan dengan Agung, Fajar, Ilyas, Rio dan Mutiara. Ada dua orang peserta didik yang tidak maju kedepan dengan alasan malu, yaitu Zahra dan Nur Aida. Pengajar membujuk keduanya untuk mau memperkenalkan diri di depan kelas, namun mereka tetap tidak mau melakukannya. Pengajar melanjutkan pembelajaran dengan memberikan permainan yang berjudul “Whose your friend?”
                  Pada permainan ini, peserta didik diminta untuk menyebutkan kembali nama, sekolah, alamat dan hobi teman yang ditunjuk pengajar dalam bahasa Inggris. Permainan berjalan cukup seru, terlihat dari peserta didik berlomba untuk menjawab pertanyaan dari pengajar. Setelah permainan selesai, kemudian kelas ditutup dengan membagikan snack kepada peserta didik. Pengajar kemudian memberikan hadiah kepada peserta didik yang terbaik. Pada pertemuan pertama ini hadiah diberikan kepada Akbar, Mutiara dan Rio. Setelah itu, pengajar memberikan motivasi kepada peserta didik untuk lebih aktif mengikuti pelajaran sehingga akan menjadi peserta didik terbaik untuk esok hari. Pada akhir kelas, pengajar memberikan kesimpulan untuk pertemuan pertama kepada para peserta didik yaitu, Bahasa Inggris harus selalu dipraktikan agar tidak lupa, setelah pulang dari kelas ini, peserta didik diminta untuk mengulang kembali dirumah dengan cara memperkenalkan diri kepada keluarga. Setelah itu, pengajar mempersilahkan peserta didik kembali ke rumah masing-masing.
                  Pada pertemuan pertama para pengajar menilai bahwa peserta didik mampu untuk memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris. Namun, pengajar juga melakukan evaluasi terhadap pengajaran. Setelah melakukan diskusi para pengajar sepakat untuk mengubah rancangan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya dengan asumsi peserta didik akan kesulitan mengikuti rancangan yang dibuat dikarenakan kemampuan peserta didik dalam bahasa Inggris secara umum masih kurang baik, sehingga pengajar membuat perubahan rancangan pembelajaran pada pertemuan II dan III. Rancangan pertemuan II akhirnya disepakati tema yang diberikan adalah “vocabulary” (mengenalkan kosa kata menggunakan bahasa Inggris). Awalnya, pengajar memberitahu maksud dari pengajaran yaitu untuk mengenalkan anggota tubuh dalam bahasa Inggris, kemudian menuliskan kosa kata pada papan tulis. Setelah itu pengajar melafalkan kosa kata tersebut. Pengajar meminta peserta didik untuk ikut melafalkan kosa kata yang diberikan. Pada akhir proses pengajaran, pengajar memberikan permainan yang sesuai dengan materi vocabulary yaitu permainan yang berjudul “What is this?”.
2. Proses dan Hasil Pengajaran Pertemuan II
Pada pertemuan II, kegiatan belajar dimulai pukul 19.00 WIB. Proses belajar ditunda 10 menit karena kondisi tempat belajar sangat ramai, selain peserta didik, ada anak-anak lain yang datang untuk menyaksikan proses pembelajaran, kemudian pengajar mengkontrol kondisi tersebut dengan memberikan pengertian kepada anak-anak yang bukan menjadi peserta didik untuk meninggalkan ruangan. Tepat pukul 19.00 WIB kelas berhasil dikendalikan oleh para pengajar. Kelas diawali dengan mereview pembelajaran sebelumnya. Peserta didik diminta untuk kembali memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris. Seluruh peserta didik mampu mmeperkenalkan diri dengan baik.
Pada pertemuan II ini, kegiatan yang direncanakan diisi dengan belajar materi “procedure” dan praktek membuat teh dengan langkah-langkah menggunakan bahasa Inggris diubah dengan tema “Vocabulary.  Kata-kata yang diberikan adalah :
1.      Kepala             : Head
2.      Rambut           : Hair
3.      Mata                : Eye
4.      Hidung            : Nose
5.      Telinga            : Ear
6.      Leher               : Neck
7.      Lidah               : Tongue
Awalnya, pengajar menuliskan kata-kata di atas di papan tulis, kemudian pengajar melafalkannya. Setelah itu, peserta didik diminta untuk ikut melafalkan bersama-sama yang sudah ditulis pengajar dipapan tulis. Setelah semua mampu melafalkan dengan baik, mereka diminta untuk menghapalkan kata-kata tersebut. Metode penghapalan juga divariatifkan menggunakan permainan, sehingga peserta didik tidak bosan untuk belajar. Hingga akhirnya mereka mampu menghapal, Masih menggunakan cara seperti pada pertemuan I, pengajar meminta kepada peserta didik untuk maju ke depan kelas dan melafalkan kata-kata tersebut tanpa melihat papan tulis. Pertemuan kali ini yang maju untuk pertam kali masih tetap Akbar. Akbar berhasil menyebutkan semua kata dengan baik dan lancar. Kemudian diikuti oleh Agung yang sangat semangat menyebutkan hapalannya, sehingga terbalik-balik bahasa Inggris yang dilafalkannya. Kemudian dilanjutkan oleh Fajar, Rio dan Mutiara. Ilyas, Zahra dan Nur Aida tidak ikut maju kedepan kelas untuk melafalkan dikarenakan tidak percaya diri dan belum bisa hafal semua kta yang diberikan
Tidak semua peserta didik mampu menghapal dan menyampaikan hapalan di depan teman-teman mereka. Ada beberapa diantara mereka yang mampu menghapal namun masih malu untuk berbicara di depan umum. Rata-rata anak yang malu adalah anak perempuan, Ditambah lagi situasi belajar yang diramaikan oleh anak lain yang tidak ikut belajar sehingga membuat keributan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Hingga akhirnya pengajar membuat solusi untuk mengumpulkan anak lain yang tidak ikut belajar agar tidak menggaggu temannya yang belajar. Setelah anak lain itu dikumpulkan, mereka diminta untuk membaca ayat pendek Al-Quran, hal ini dilakukan agar anak yang tidak ikut belajar bahasa Inggris mempunyai aktifitas  lain dan tidak akan menggangu proses belajar mengajar bahasa Inggrisnya.
Setelah proses pembelajaran selesai dilakukan, pengajar tidak lupa memberikan permainan yang sesuai dengan materi yang diberikan. Permainan pada pertemuan II ini berjudul “What is This?”. Pengajar menunjuk bagian tubuh yang sudah dipelajari sebelumnya, dan menyebutkan what is this? kemudian peserta didik diminta untuk menjawab dengan didahului menyebutkan this is a ... Permainan berlangsung seru dan membuat peserta didik kembali semangat. Setelah selesai bermain, pengajar membagikan snack kepada peserta didik, kemudian mengumumkan siapa yang menjadi peserta didik terbaik. Peserta didik terbaik pada pertemuan II adalah Akbar, Agung, dan Fajar. Setelah pembagian hadiah, kelas ditutup oleh pengajar dan mengingatkan kepada peserta didik untuk mengulang materi yang diberikan di rumah masing-masing dan mengingatkan bahwa pertemuan III akan dilakukan pada hari Minggu 30 Maret 2014.
Pada pertemuan II para pengajar menilai bahwa peserta didik mampu untuk menghafal kosa kata yang diberikan. Namun, ada beberapa anak yang masih tidak mau unbtuk maju melafalkan yang diminta dikarenakan malu dan belum bisa. Pengajar juga melakukan evaluasi terhadap pengajaran. Setelah melakukan diskusi para pengajar sepakat untuk mengubah rancangan pembelajaran yang ketiga, namun menggeser rancangan sebelumnya dipertemuan II untuk dilakukan pada pertemuan III yaitu “procedure”.
3.      Proses dan Hasil Pengajaran Pertemuan III
Pertemuan II Kelas dimulai pukul 18.50 WIB. Peserta didik berkumpul di lantai dua masjid yang merupakan tempat proses belajar dilaksanakan pengajaran. Peserta didik yang hadir pada pertemuan ini hanya 6 orang, yaitu: Akbar, Agung, Rio, Fajar, Mutiara dan Nur Aida. Ada dua orang peserta didik yang tidak hadir, yaitu: Ilyas dan Zahra.
Kelas dimulai dengan para pengajar mengucapkan salam, dan diikuti peserta didik menjawab salam tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan materi sebelumnya yaitu vocabulary mengenal bagian wajah. 3 orang peserta didik berhasil menjawab dengan tepat pertanyaan yang diajukan oleh pengajar. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi pada hari tersebut, yaitu “how to make a tea”. Pengajar menuliskan di papan tulis kata-kata yang akan diucapkan pada saat membuat teh, mempersiapkan keperluan seperti gelas, teh, sendok dan gula. Pengajar kemudian mengajak peserta didik untuk bersama-sama mengucapkan kata-kata di papan tulis. Kemudian pengajar mempraktikkan cara untuk membuat teh dalam bahasa Inggris sesuai dengan kata-kata yang dituliskan pada papan tulis. Setelah teh disajikan, pengajar dan peserta didik mencicipi teh yang telah dibuat tadi.
Pada tahap selanjutnya pukul pengajar mengajak peserta didik untuk mempraktikkan membuat teh dengan menggunakan bahasa Inggris. Beberapa peserta didik terutama perempuan terlihat tidak berani dan enggan untuk berdiri dan mempraktikkannya. Peserta didik yang pertama kali mengajukan diri adalah Akbar, dan Akbar berhasil menjelaskan cara membuat teh dengan baik. Kemudian Fajar juga mempraktikkan cara membuat teh setelah mencicipi teh buatan Akbar. Fajar terlihat sedikit gugup dalam membagi konsentrasinya dalam membuat teh dan mengucapkan kalimat dalam bahasa Inggris. Lalu Agung juga mempraktikkan cara membuat teh. Ia berhasil mempratikkannya dengan baik dan kemudian teh dari Agung dicicipi oleh pengajar dan peserta didik.
Pengajar berusaha untuk menngajak peserta didik yang perempuan untuk mempraktikkan juga di depan teman-temannya, namun mereka terlihat sangat malu. Pada akhirnya Nur Aidah mempraktikkan cara membuat teh. Terlihat tidak ada kontak mata dari Nur Aida pada teman-temannya, namun caranya menggunakan bahasa Inggrisnya sangat baik, terutama dalam hal pengucapan.
Di Akhir pertemuan pengajar membagikan snack pada peserta. Pada akhir pertemuan ini pengajar memberikan reward hanya untuk satu peserta didik saja, yaitu Peserta Didik Terbaik selama pertemuan I, II, dan III. Peserta Didik Terbaik diberikan kepada Akbar. Sebagai penutup, Akbar diminta untuk maju ke depan dan memperkenalkan diri dalam Bahasa Inggris. Setelah itu para pengajar memberikan kata-kata perpisahan kepada peserta didik dan mempersilahkan peserta didik untuk kembali ke Rumah masing-masing.
Pada pertemuan III para pengajar menilai bahwa peserta didik mampu untuk melafalkan bagaimana cara membuat teh dalam bahasa Inggris. Secara keseluruhan Pengajar menilai peserta didik mampu menerima pembelajaran yang disajikan pengajar.


BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A.    Analisis Proses Pembelajaran
                 Mengajar merupakan seni dan ilmu menstransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari di mana pun dan kapan pun, baik individual, kelompok, maupun di lembaga. Seni mengajar hanya terlihat ketika interaksi pembelajaran berlangsung.
                 Pada proses belajar yang sudah dilakukan pengajar telah melakukan pengajaran dengan mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik yaitu dengan memberikan pengajaran bahasa Inggris yang fundamental. Pada prosesnya terjadi interaksi antara pengajar dan peserta didik sebagai wujud dari bentuk seni dari mengajar.         N.L. Gage mengemukakan 3 unsur dari seni mengajar:
1.      Intuisi
Intuisi merupakan pemikiran dan ide yang menjadi dasar landasan dari pengajaran. Pada dasarnya Intuisi muncul karena adanya ilmu dasar yang harus disampaikan pada peserta didik atau kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik. Intuisi kemudian dikembangkan dan direalisasikan dalam bentuk strategi pengajaran tertentu.
Proses pembelajaran yang dilakukan kelompok sesuai dengan unsur ini, kelompok memiliki ide yang menjadi dasar landasan dari pengajaran, dalam hal ini kelompok memiliki ide untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak di lingkungan sekitar kelompok. Mengingat pentingnya bahasa Inggris pada era globalisasi, setelah itu kelompok mengembangkan intuisi menjadi sebuah realisasi dengan membuat sebuah strategi pengajaran yang kreatif.
2.      Ekspresi
Ekspresi adalah bagian dari komunikasi dari pengajar pada peserta didik. Hal ini terjadi untuk menghindari pengajaran yang monoton, serta dimaksudkan untuk meningkatkan minat peserta didik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan pengajar. Proses pengajaran yang dilakukan kelompok sesuai dengan unsur ini, dimana kelompok melakukan komunikasi dua arah dalam proses pembelajaran. Komunikasi yang diberikan juga tidak hanya dengan komunikasi verbal. Namun juga memberikan komunikasi non verbal seperti: kontak mata, memberikan sentuhan kepada peserta didik.
3.      Improvisasi
Improvisasi adalah kemampuan dari pengajar untuk mengubah, menambah, atau mengurangi materi dari pengajaran sesuai dengan kondisi yang ada. Hal ini terjadi untuk menyesuaikan materi dengan kemampuan dari peserta didik, atau untuk memaksimalkan pemahaman dari peserta didik atas materi yang diberikan.
Proses pengajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan unsur ini dimana para pengajar mampu untuk lebih fleksibel dalam membawakan materi. Pengajar peka terhadap kemampuan peserta didik dan menyesuaikan dengan kondisi yang terberi. Pada awalnya kelompok telah membuat rencana pembelajaran dengan sedemikian rupa, namun setelah di lapangan ternyata, kemampuan peserta didik dirasa belum cukup untuk mendapatkan pengajaran sebagaimana yang telah dirancang kelompok. Untuk menyikapi hal tersebut kemudian kelompok membuat rancangan baru untuk mengantisipasi kemungkinan peserta didik kesulitan mengikuti pembelajaran.
             Konsep yang ditunjukkan pada pengajaran yang dilakukan kelompok adalah dengan menggunakan konsep paedagogi modern dimana adanya fasilitas dan pengelolaan yang berkelanjutan, ada proses interaksi anatara pengajar, peserta didik dan lingkungan, adanya strategi pembelajaran, teknik pembelajaran dan pengajaran. Pandangan tradisional memposisikan paedagogi sebatas seni mengajar atau mengasuh. Kini sangat kuat dan konsisten untuk mengembangkan hubungan dialektis yang bermanfaat antara paedagogi sebagai ilmu dan paedagogi sebagai seni (Salvatori, 1996).
B.     Evaluasi Proses Pembelajaran
             Dari keseluruhan proses pengajaran yang telah dilakukan kelompok menyadari adanya hambatan yang terjadi selama proses berjalannya pembelajaran. Adapun hambatan yang terjadi adalah sebagai berikut:
1.      Kelompok hanya melakukan survey pembelajaran apa yang dibutuhkan peserta didik yaitu membutuhkan pelajaran bahasa Inggris, namun kelompok tidak melakukan survey untuk melihat kemampuan dasar peserta didik dalam pelajaran bahasa Inggris sehingga rancangan pembelajaran yang dibuat tidak bisa dijalankan dikarenakan tidak sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Tidak mampunya kelompok mengontrol peserta didik yang tidak mau mengikuti perintah pengajar selama proses pengajaran berlangsung