Rabu, 26 September 2012

Tugas Individu


Belajar dari Pengalaman

           Banyak  orang  yang  berpendapat  bahwa  belajar  adalah suatu proses yang sangat   membosankan. Padahal tanpa disadari, sejak kita lahir sampai sekarang kita sudah banyak sekali melakukan  proses  belajar. Nah,  pada  tugas kali ini  kita akan membahas tentang fungsi  belajar  yang sebenarnya sudah penulis rasakan manfaatnya sejak dulu melalui pengalaman-pengalaman yang telah dilewati.

Fungsi belajar yang pertama adalah sebagai kerangka riset. Saya sangat tertarik dengan teori yang menyatakan konsekuensi perilaku bagi proses belajar oleh Thorndike. Artinya kalau kita memilih sesuatu pasti akan ada konsekuensinya. Sama halnya kalau kita memilih sesuatu karena kita memang menyenanginya pastilah konsekuensi positive yang akan kita dapatkan. Seperti saya memilih fakultas psikologi sebagai tempat mencari ilmu dan pilihan ini merupakan pilihan yang bisa membuat saya senang, sehingga proses belajar di psikologi juga dirasa sangat menyenangkan.

Pada fungsi yang kedua, belajar memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi.  Maksudnya, tanpa disadari kita sering sekali memberikan kerangka pada hal-hal yang terjadi. Misalnya, pada tulisan terdahulu tentang belajar dengan bu Rika yang mengharuskan saya harus membaca bahan sebelum kuliah karena akan ditanya oleh bu Rika., berbeda dengan dosen yang jarang bertanya kepada mahasiswa yang membuat mahasiswanya lebih nyantai dalam proses pembelajaran. Yaa.. walaupun di fakultas psikologi susah untuk bersantai-santai. J

Fungsi yang ketiga, dapat mengidentifikasi sifat dan peristiwa yang kompleks. Dulu, penulis sering mendengar kata-kata ”ala bisa karena biasa” yang merupakan kata-kata motivasi untuk melakukan hal baru yang belum terbiasa dilakukan. Seperti contohnya bangun tidur sebelum adzan subuh. Awalnya sulit sekali rasanya untuk bangun sebelum adzan subuh berkumandang, namun setelah dibiasakan ternyata seperti alarm alami yang terdengar yang membuat saya selalu bangun sebelum subuh. Dan ternyata, pengalaman ini juga dibahas dalam teori Ivan Pavlov tentang classical conditioning nya.

Lalu pada fungsi belajar yang keempat, ternyata dengan belajar kita dapat mereorganisasi pengalaman sebelumnya. Misalnya saja dulu kalau saya mendapat peringkat 5 besar di kelas maka orang tua saya akan memberikan reward ke saya. Dan ternyata cara itu lumayan ampuh untuk membuat motivasi balajar saya bertambah. Hal ini sama dengan teori operant conditioning B.F Skinner.

Pada fungsi yang kelima, balajar juga dapat bertindak sebagai penjelasan kerja dari peristiwa. Maksudnya setiap peristiwa yang terjadi dapat kita jelaskan dari proses belajar. Contohnya saja mengapa saya sangat bersemangat kalau kuliah di psikologi ini, ternyata semua itu dapat dijelaskan karena saya telah mencintai ilmu psikologinya. Jadi belajar juga akan terasa nyaman kalau kita sudah menyenanginya.

Nah, kalau kita sudah membahas tentang fungsi belajar melalui beberapa pengalaman. Sekarang ayo kita bahas mengenai perspektif psikologis tentang faktor-faktor utama dalam belajar. Perspektif yang pertama mengenai perspektif behavioris, pada perspektif ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwasanya perilaku dapat di bentuk dari proses belajar. Mungkin kita lebih mengenal dengan istilah reward, punishment, ataupun reinforcemen. Semuanya itu telah saya utarakan dalam beberapa pengalaman di atas seperti ketika reward membuat semangat belajar bertambah pada cerita peringkat kelas.

Sedangkan pada perspektif kedua mengenai perspektif kognitif, disini pemrosesan informasi terjadi. Dimana proses merecall setiap apa yang telah masuk ke dalam fikiran kita. Contohnya pada pengalaman kuliah dengan bu Rika, semua cerita senior tentang cara mengajar bu Rika langsung terpanggil sehingga tak jarang membuat jantung berdebar.

Lalu pada perspektif interaksionis kita mengenal tokoh Gagne yang menghubungkan antara proses belajar behavioral dengan pemrosesan informasi. Lagi-lagi contoh bu belajar dengan bu Rika sangat sesuai dengan perspektif ini. Bagaimana tidak, punishment keluar dari kelas lah yang membuat kognisi saya memeroses informasi agar saya serius dalam belajar agar tidak mendapatkan punishment itu.

Teori perkembangan interaksionis lah yang menjadi perspektif terakhir dalam faktor utama belajar. Di dalam perspektif ini kita mengenal tokoh Jean Piaget yang menyatakan proses penalaran logis dari awal masa anak-anak sampai dewasa. Hal ini akan kita contohkan pada pengalaman mendapatkan reward saat rangking 5 besar di tangan. Ini adalah cerita masa lalu, namun setelah perjalanan waktu dan kini saya sudah merasa tidak anak-anak lagi ( sudah dewasa awal) maka hadiah tak menjadi faktor terpenting untuk menjadikan motivasi di dalam belajar saya. Karena sekarang saya sudah mengerti kalau rajin belajar akan bermanfaat untuk karier saya ke depan, bukan untu orang lain.

Pembaca, inilah pengalaman belajar yang telah saya dapatkan. Semoga tulisan ini bisa mengubah paradigman kita kalau belajar itu adalah sesuatu yang membosankan. Namun, belajar adalah proses yang yang sangat mengasyikan.

*Tulisan ini adalah sebuah tulisan yang tertuang dari konsep fungsi umum teori belajar pada table 1.2 halaman 13 dan gambar 1.1 tentang perspektif psikologis tentang faktor-faktor utama dalam belajar. Kedua teori itu terangkum di dalam buku Learning and Instruction karya Margaret E. Gredler  

Senin, 24 September 2012

Mind Map Belajar 1

Mind Map ini disajikan agar lebih memahami tentang konsep yang ada pada BAB I tentang pratinjau psikologi belajar


Klik gambar untuk memperbesar, terimakasih ^_^

Sabtu, 15 September 2012

Belajar dari Pengalaman


Di semester 5 ini, saya mengambil mata kuliah psikologi sosial menyimpang. Pada susunan jadwal akademik yang sudah beredar, mata kuliah itu diampu oleh Bu Rika. Gosip-gosipnya nih, kalau bu Rika yang mengajar maka akan banyak pertanyaan yang diberikan oleh beliau. Selain itu juga ada konsekuensinya kalau kita tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh bu Rika maka Bu Rika tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan kita dari kelasnya. Hal inilah yang membuat seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut harus belajar extra dalam memahami pembahasannya, yaa kalau nggak mau diusir dari kelas J Selain itu, gossip yang beredar juga mengatakan kalau ada aura yang tidak biasa yang membuat para mahasiswa sedikit “deg-degan” kalau kuliah dengan bu Rika. Namun, setelah 2 kali pertemuan dengan mata kuliah ini, bu Rika belum pernah mengajar di kelas saya. Tetapi yang pasti, gossip yang beredar itu membuat para mahasiswa lebih serius lagi dalam belajar.
*Tulisan ini tidak bermaksud menjelekan seseorang ataupun kelompok, semua ini ditulis hanya untuk kepentingan pembelajaran.

Setelah menganalisis pengalaman yang telah dituliskan di atas. Dapat diambil beberapa teori pembelajaran dari Robert Gagne, diantaranya:
Gagne meyebutkan ada 3 prinsip pembelajaran yang efektif, yaitu:
1. Memberikan pembelajaran
2. Memastikan bahwa tugas yang diberikan itu dikuasai
3. Sekuensi tugas yang dikerjakan.
Dari pengalaman di atas, gossip tentang style belajar bu Rika yang beredar di kampus itu memberikan suatu pembelajaran kalau para mahasiswa wajib belajar dengan extra sebelum belajar dengan bu Rika. Kemudian gossip itu sangat dikuasai dan dipahami oleh para mahasiswa. Kemudian akan ada konsekuensi dari proses pembelajaran yang terjadi. Kalau kita mempersiapkan bahan kuliah dengan baik, maka kita tak akan keluar dari kelas. Namun, kalau kita tidak memahami bahan ajar di kelas, maka siap-siap kita akan dipersilahkan meninggalkan ruangan kelas.
Selain itu, pengalaman di atas juga bisa kita bahas memakai teori belajar classical conditioning. Tentang stimulus dan respon nya. Tanpa disadari cerita-cerita dari senior tentang sistem belajar bu Rika menjadi sebuah stimulus yang menghasilkan respon para mahasiswa menjadi lebih rajin membaca sebelum belajar. Kemudian secara kognitif rasa takut yang terjadi akan membuat para mahasiswa juga lebih mempersiapkan segala hal sebelum belajar dengan bu Rika.  

Selasa, 11 September 2012

Nama Anggota

Teori Belajar Gagne

Keterampilan, apresiasi, dan penalaran manusia dengan semua variasinya, dan juga harapan, aspirasi, sikap, dan nilai-nilai manusia, umumnya diakui bahwa perkembangannya sebagian besar bergantung pada peristiwa yang disebut dengan belajar. (Gagne, 1985, h.1)
Gagne itu siapa ya?
Robert Gagne adalah seorang direktur laboratorium yang meriset latihan-latihan personal perlengkapan elektronik. Beliau lahir pada tahun 1916 di North Andover dan meninggal tanggal 28 April 2002. Beliau mendapatkan gelar A.B. pada Yale tahun 1937 dan pada tahun 1940 mendapat gelar Ph.D. dalam Psychology dari Universitas Brown. Mengajar pada Connecticut College for Women dari 1940-1949 dan kemudian pada Penn State University dari 1945-1946. Antara 1949-1958, Gagne menjadi direktur “perceptual and motor skills laborartory” dari U.S. Air force. Pada saat itu dia mulai mengembangkan beberapa idenya yaitu teori belajar yang disebut "The Conditions of Learning".
Prinsip Belajar
Gagne berpendapat bahwa belajar adalah faktor kausal penting dalam perkembangan. Belajar manusia bersifat kumulatif, kompleks dan beragam. Belajar menghasilkan disposisi yang dipertahankan yang dibuktikan oleh kinerja teretentu. Hasil dari belajar disebut kapabilitas. Proses belajar adalah proses kognitif yang memproses informasi dilingkungan menjadi berbagai macam kapabilitas. Gagne melihat proses belajar mengajar dibagi menjadi beberapa komponen penting yaitu :
1.  Fase – fase pembelajaran seperti (1) Receiving the stimulus situation (apprehending), (2) stage of acquistion, (3) storage, (4) retrival.
2. Kapabilitas manusia dari hasil belajar (outcomes) seperti : informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap dan strategi kognitif.
3. Kondisi atau tipe pembelajaran seperti kondisi internal dan eksternal atau lebih terperinci seperti signal learning, stimulus-respon learning, chaining, verbal association, discrimination learning, concept learning, rule learning, problem solving.
4.  Kejadian-kejadian instruksional seperti : persiapan belajar, akuisisi dan kinerja, transfer belajar,
Kerangka Belajar
Terdiri dari 3 komponen utama, yaitu : (a) sistem untuk menjelaskan diversitas kapabilitas manusia; (b) proses pemerolehan kapabilitas; (c) langkah-langkah dalam pembelajaran yang mendukung setiap langkah dalam belajar.
Prinsip Pembelajaran
Belajar dapat terjadi baik karena ada ataupun tidak adanya kegiatan pembelajaran akan tetapi masing-masing tahapan belajar yang diidentifikasikan oleh Gagne mungkin dipengaruhi oleh kejadian diluar diri si pembelajar. Ketika dirancang dengan cermat untuk mendukung belajar, maka kegiatan eksternal itu dinamakan kegiatan pembelajaran. Kegiatan eksternal ini tidak menimbulkan aktivitas belajar mereka hanya dapat mendukung pemrosesan internal pembelajar.
Tiga prinsip dari pembelajaran yang efektif yang disebutkan oleh Gagne dalam analisis tugas latihan adalah: (a) memberikan pembelajaran mengenai seperangkat tugas-tugas komponen yang diarahkan untuk membangun tugas final; (b) memastikan bahwa setiap tugas komponen dikuasai; dan (c) sekuensi tugas komponen untuk memastikan transfer yang optimal ke tugas final (Gagne, 1962a, 1962b).  
Aplikasi Pendidikan
Adapun aplikasi teori Gagne dalam dunia pendidikan seperti isu kelas yakni membahas beberapa isu penting dalam kelas, motivasi dengan mendesain pembelajaran yang efektif mencakup identifikasi motif siswa dan penyaluran motif itu ke kegiatan yang produktif dalam rangka mencapai tujuan belajar, transfer belajar, pengajaran pemecahan masalah, mengembangkan strategi kelas, merancang pelajaran.
Kesimpulan
Proses belajar manusia tidak hanya dipengaruhi oleh stimulus respon. Namun dipengaruhi oleh faktor kognitif dan dapat dilihat dari kapabilitas manusia itu setelah belajar dari peristiwa yang dialaminya.

Sumber:
Gredler, Margaret E. (2011). Learning and Instruction Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.



Selasa, 27 September 2011

Kompetisi Menulis Esai "Menjadi Indonesia" 2011

Salam,
Rekan-rekan mahasiswa
Kembali Tempo Institute menghadirkan Kompetisi Esai Mahasiswa ‘Menjadi Indonesia2011. Mohon bantuan untuk menyebarkan informasi ini kepada teman-teman yang terpanggil menjadikan Indonesia lebih baik.
------------------------------------------------------------
Jangan mau terpuruk dihantam kabar buruk yang terus menyungai. Ini Indonesia kita, mari bersama merawat dan membuatnya menjadi Indonesia yang sebenarnya. Indonesia yang bersih dan menjadi tempat bagi Bhinneka Tunggal Ika. 
Punya gagasan praktis, terapan, dan membumi untuk membangun Indonesia? Tulis gagasanmu dalam sebuah tulisan esai. Tak perlu muluk bermimpi. Mari perbuat apa yang bisa kita buat demi menyingkirkan korupsi, kemiskinan, kurang pendidikan, sengkarut penegakan keadilan, tergerusnya semangat bhinneka, dll. Jangan mau larut dalam problem yang berkelindan begitu pekat. Nyalakan lilin, jangan hanya merutuki kegelapan.
Memasuki tahun ketiga Kompetisi Esai Mahasiswa ‘Menjadi Indonesia, kami menantang Anda, anak muda Indonesia. Mari bangun optimisme hidup berbangsa. Lontarkan gagasanmu.
Untuk Indonesia yang lebih baik.

Persyaratan peserta: Mahasiswa Indonesia (dalam maupun luar negeri) yang sedang mengikuti program Diploma atau Strata satu (S1).
Batas akhir pengiriman naskah: Senin, 10 Oktober 2011, pukul 24.00 WIB.
Penyelenggara: Tempo Institute dan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Perhimpunan INTI)

==============================================


Panduan Kompetisi Esai Mahasiswa – 2011

A. Umum

Naskah yang dilombakan merupakan karya perorangan peserta, ditulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta belum pernah dipublikasikan di mana pun.
Peserta boleh mengirim lebih dari satu judul naskah, tetapi hanya dapat memenangi satu judul saja.
Hanya naskah yang memenuhi ketentuan-ketentuan dalam panduan ini yang akan dinilai oleh Dewan Juri Hak publikasi naskah menjadi milik Panitia.
Batas akhir pengiriman naskah: Senin, 10 Oktober 2011, pukul 24.00 WIB.
Pengumuman pemenang: Jumat, 28 Oktober 2011.

B. Tema Kompetisi

Kita dengan mudah terpuruk dihantam kabar buruk yang terus menyungai.Masalah korupsi, kemiskinan, kurang pendidikan, sengkarut penegakan keadilan, tergerusnya semangat bhinneka, dll. Kita kemudian terjerumus untuk larut dalam problem yang berkelindan begitu pekat.

Mari nyalakan lilin, jangan hanya merutuki kegelapan. Ini Indonesia kita, mari bersama merawat dan membuatnya menjadi Indonesia yang sebenarnya. Indonesia yang bersih dan menjadi tempat bagi Bhinneka Tunggal Ika. Untuk Indonesia yang lebih baik.

Kompetisi Esai Mahasisawa 2011 mengajak seluruh mahasiswa Indonesia untuk jangan muluk bermimpi, dan menantang seluruh anak muda Indonesia, dari Sabang hingga Merauke untuk mengirimkan gagasan praktis, terapan, dan membumi untuk membangun Indonesia. Bangun gagasan dalam sebuah tulisan esai.

C. Peserta

Yang diperbolehkan mengikuti kompetisi esai ini adalah mahasiswa diploma dan strata-1.
Peserta wajib menyertakan pindaian (scan) kartu tanda mahasiswa (KTM) yang masih berlaku, dimuat di Lembar Biodata naskah yang dikirimkan.

D. Penulisan Esai

Esai adalah karya yang bersudut pandang personal subyektif si penulis, bukan paper ilmiah yang penuh dengan catatan kaki dan taburan kutipan teori. Esai berisi pemikiran yang dipadu dengan pengalaman, observasi lapangan, anekdot, dan pergulatan batin si penulis tentang subyek yang ditulisnya. Jenis tulisan ini sangatlah pas untuk menggambarkan sebuah gagasan seseorang.

Indonesia akan sangat membutuhkan banyak pemimpin dan pemikir muda masa depan yang mempunyai gagasan orisinil untuk kemajuan negeri ini. Dan seorang pemimpin harus mampu menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan.

Judul bebas
Format tulisan adalah esai, ditulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Lihat artikel panduan penulisan esai di web ini.
Naskah ditulis menggunakan MS Word, disimpan menjadi file *.doc atau *.docx.
Bukan dalam bentuk Adobe PDF.
Cara Penamaan file: "Nama depan penulis-Judul Esai", contoh:
Nemangkawi-Industri Budaya dan Pencitraan Indonesia.doc

Format dokumen naskah:
Ukuran kertas : A4
Margin atas : 2 cm
Margin bawah : 2,5 cm
Margin kiri : 3 cm
Margin kanan : 2 cm
Huruf : Times New Roman; ukuran 12 poin; rata kiri-kanan (justify); spasi 1,1
Urutan halaman naskah (Lembar Judul, Naskah Esai, dan Lembar Biodata) adalah sebagai berikut:
Lembar Judul, 1 (satu) halaman, memuat:
Judul Esai Posisi tulisan : Beberapa spasi di bawah Subtema, Huruf (Font) :
Times New Roman, 16 poin, Bold, Align Center
Ringkasan Esai, satu hingga tiga paragraf rangkuman tulisan, memaparkan persoalan yang dibahas penulis dan gagasan yang ditawarkannya. Posisi tulisan :
Beberapa spasi di bawah Judul Esai, Huruf (Font) : Times New Roman; 12 poin; Regular; Spasi 1,1; Justify. Lihat contoh (Lampiran 1: Lembar Judul).
Naskah Esai, maksimal 5 halaman. Jumlah halaman sudah termasuk (jika ada): gambar penjelas dan catatan kaki, catatan akhir (end note), atau daftar pustaka.
Lembar Biodata, 1 (satu) halaman, memuat:
Judul Naskah Esai
Nama Penulis/Peserta
Tempat & Tanggal Lahir
Nama Perguruan Tinggi
Nama Fakultas, Jurusan
Domisili (Alamat Surat)
Alamat Email
Telepon, Ponsel
Pindaian (scan) kartu tanda mahasiswa (KTM) yang masih berlaku. Lihat contoh
Lampiran 2: Lembar Biodata.
Simpan naskah dalam format: MS.Word (file*.doc atau *.docx)

E. Pengiriman Karya (Naskah)

Naskah disimpan dalam format MS Word 97–2004 (file *.doc atau *.docx).
Naskah dikirim sebagai lampiran (attachment), pendaftaran dan penfiriman naskah dilakukan melalui halaman Pendaftaran dalam web ini.
Daftar naskah yang telah dipampang akan dipampang di halaman Naskah Tahun 2011
dalam web ini.
Batas akhir pengiriman naskah: Senin, 10 Oktober 2011, pukul 24.00 WIB.

F. Seleksi Naskah dan Penjurian

Tahap penilaian terdiri dari:
Seleksi naskah oleh Panitia; Naskah yang tidak lolos seleksi karena kesalahan administratif bisa dikirim ulang sebelum tenggat, 10 Oktober 2011.
Penjurian oleh Dewan Juri.
Aspek yang dinilai (bobot penjurian):
No. ASPEK PENILAIAN URAIAN BOBOT
1. Gagasan: Orisinal, Kreatif, Aktual Orisinal: gagasan baru, belum pernah dipublikasikan sebelumnya Kreatif: gagasan menunjukkan pemahaman baru penulis atas persoalan yang dibahasAktual: gagasan sesuai kekinian (ada fakta dan data) 35%
2. Kesesuaian dengan Tema/Subtema Esai selaras dengan dan tidak menyalahi tema atau subtema kompetisi yang ditentukan. 10%
3. Tuturan/Penulisan Esai ditulis dengan gaya bahasa yang komunikatif, relatif mudah dipahami. Cara bertuturnya menunjukkan pemahaman penulis yang mendalam terhadap pokok bahasan. 20%
4. Argumentasi Alur berpikir penulisnya tertib dan jelas (mudah dirunut). 35%
Keputusan Dewan Juri adalah mutlak, tidak dapat diganggu-gugat.

G. Pemenang dan Hadiah

Pengumuman pemenang: Jumat, 28 Oktober 2011, dimuat di:
a. Website Aliansi Menjadi Indonesia (http://www.ami.or.id/) dan Website KEM
b. Website tempo Institute (http://www.tempo-institute.org/)
Hadiah:
a. Juara I : Laptop + Rp 6.000.000
b. Juara II : Laptop + Rp 4.000.000
c. Juara III : Laptop + Rp 2.000.000

Lampiran 1: Lembar Judul

Lampiran 2: Lembar Biodata

Selengkapnya silahkan kunjungi: www.kem.web.id

Senin, 16 Mei 2011

Manfaat Teknologi Dalam Media Pembelajaran di SMA

KELOMPOK 3


PERENCANAAN:
TIME TABLE

NO
URAIAN                              
APRIL
MEI


MINGGU 

    I
    II
   III
  IV
    I
    II
    III
   IV
1.
PENENTUAN TEMA
   X







2.
PERENCANAAN


    X





3.

PEMBUATAN SURAT IZIN





    X





4.


PENGAJUAN  SURAT IZIN KE SEKOLAH TUJUAN






    X





5.

PENGUMPULAN DATA





    X




6.


DISKUSI DATA DAN PENARIKAN  KESIMPULAN





    X




7.
FINISHING






    X

Pelaksanaan:
            Pada hari rabu, 11 mei 2011 pukul 13.30, kelompok datang menyerahkan surat izin penelitian di SMA Sultan Iskandar  Muda. Lalu, pukul 13.45 kelompok melakukan wawancara dengan 25 murid yang ada dikelas xi IPA 1, kepada 25 orang sampel tersebut diajukan beberapa pertanyaan yaitu:
1.      Menurut anda, apa sajakah peran media teknologi dalam proses belajar mengajar?
2.      Sarana teknologi apa sajakah yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah anda?
3.      Menurut anda, apakah sarana tersebut dapat membantu anda dalam proses belajar?
4.      Menurut anda apakah sarana tesebut dibutuhkan atau hanya sebagai pelengkap dalam sistem pembelajaran?
5.      Apakah sarana tersebut telah mencukupi dan efektif dalam mempermudah dalam proses belajar mengajar?
Kesimpulan:
            Dari pertanyaan yang diajukan kepada 25 sampel, didapatkan bahwa 23 sampel menyatakan sangat membutuhkan teknologi, dan bukan hanya sebagai pelengkap dalam proses belajar mengajar, maka dari itu ditarik kesimpulan bahwa memang peran teknologi sangat penting dan dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan landasan teori teknologi multimedia bahwa kelengkapan media dalam teknologi multimedia, melibatkan pendayagunaan seluruh panca indra sehingga daya imajinasi, kreatifitas, fantasi, emosi peserta didik berkembang kearah yang lebih baik.
Evaluasi :
            Setelah dievaluasi, hasil dari penelitian sejalan dengan apa yang direncanakan. waktu 3 hari untuk penelitian yang pada awalnya direncakana ternyata tidak cukup untuk melakukan penelitian. Pada akhirnya dibutuhkan waktu seminggu. Karena, harus menunggu surat izin dan persetujuan kepala sekolah dari sekolah yang  bersangkutan.
Testimoni Kelompok:
tugas kali ini cukup menyenangkan karena kami mendapat pengalaman baru dan dapat belajar secara langsung untuk melakukan penelitian serta langsung ke lapangan.
Testimoni Putra :
tugas mini proyek ini menjadi pengalaman saya yang pertama dalam melakukan penelitian dan memberikan saya banyak pengalaman.
Testimoni Rizqa :
sangat menyenangkan bisa praktek langsung dalam penelitian ini, walau awalnya menegangkan karena pada bingung dalam proses awal
Testimoni Arief :
Alhamdulillah akhirnya tugas proyek ini selesai juga, yang pasti banyak pelajaran menarik dari pengerjaan tugas proyek ini. Seperti, kita bisa langsung mempraktikan teori-teori yang mungkin selama ini telah kita bahas di perkuliahan psikologi pendidikan.