Sabtu, 28 Juni 2014

Testimoni Perkuliahan


Tak terasa sudah satu semester belajar banyak dari mata kuliah Paedagogi ini bersama bu Dina dan kawan-kawan semua. Tak terasa juga ini adalah mata kuliah pilihan yang terakhir saya ambil sebelum (in sya Allah) menyelesaikan kuliah S-1 di Fakultas Psikologi ini.Saya banyak mengucapkan terima kasih kepada kampus ini dan khusunya bu Dina yang telah banyak membantu saya disegala hal. Tidak hanya di mata kuliah ini, namun disegala aspek hal selama saya belajar di kampus ini (terbayang masa lalu, studi banding) Banyak sekali pengalaman baru yang saya dapatkan. Namun saya mau fokus pada testimoni di kuliah pedagogi dulu. Mata kuliah ini begitu asyik ketika dosen dan mahasiswa saling terintegrasi. namun sering sekali tak terintegrasi dengan baik. (maaf ya bu). Sering sekali melihat aja Walk Out saat mengajar, mungkin ini ciri khas pengajaran pedagogi ya bu. Namun asyik, akhirnya mahasiswa bisa berubaha menjadi lebih baik lagi. pembelajaran pedagogi juga sangat terasa asyik ketika ada tugas kelompok untuk mengajar langsung ke lapangan, mengajar anak-anak untuk hal yang berguna buat mereka. seruuuu... 
Terimakasih banyak ya bu atas dedikasi terbaik yang telah diberikan ke kami. Makasih juga untuk kawan-kawan yang telah menjadi bagian indah pada kuliah ini, terkhusus Rony, Afif, dan Yusuf. Terimakasih...

Review Hasil Presentasi


Setelah kelompok mempresentasikan hasil dari pembelajaran bahasa Inggris ke Anak, berikut saya review tugas kelompok tersebut.


Latar Belakang

Pada masa globalisasi, bahasa Inggris menjadi modal komunikasi yang sangat penting. Mengingat bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Kemampuan bahasa Inggris sudah seharusnya diajarkan dan digunakan sejak dini. Dengan terbiasanya individu, terutama anak-anak dalam menggunakan bahasa Inggris secara komprehensif, diharapkan kemampuan tersebut menjadi modal yang sangat membantu di masa depan. Pengajaran secara pedagogi diperlukan untuk mengajar dan mendidik anak-anak terutama yang masih duduk di bangku sekolah dasar sebagai fondasi yang kuat dalam kemampuan bahasa Inggris.  Maka dari itu, kami dari kelompok 1 akan melakukan pengajaran bahasa Inggris dengan berbasis pedagogi kepada anak-anak tingkat sekolah dasar dengan metode yang menyenangkan dan efektif untuk memastikan siswa mencapai target yang diharapkan. Pada proses pembelajaran ini kami mengajak 8 orang anak dengan latar belakang pendidikan sekolah dasar dari kelas 4 sampai dengan kelas 6 SD di jalan Cempaka VII Kecamatan Medan Selayang.

Proses pengajaran akan berlangsung dalam 3 kali pertemuan, yaitu:

No.
Pertemuan
Hari/ Tanggal
Waktu
1.
I
Kamis, 27 Maret 2014
18.50-19.45 WIB
2.
II
Jum’at, 28 Maret 2014
18.50-19.45 WIB
3.
III
Minggu, 30 Maret 2014
18.50-19.45 WIB

Ringkasan Proses Pembelajaran

            Pada proses pembelajaran selama tiga kali pertemuan, memang ada beberapa perubahan dari rencana pembelajaran. Namun perubahan yang dilakukan untuk hal yang lebih baik lagi. Secara umum pembelajaran hari pertama dilakukan  denga baik. Pembelajaran dilakukan dengan pengenalan diri dengan memakai bahasa Inggris. Pada pertemuan pertama akhirnya kelompok mengetahui kalau kemampuan berbahasa Inggris anak-anak tersebut belum cukup baik. Sehingga kelompok membuat perubahan pada pertemuan kedua. Pada pertemuan II ini, kegiatan yang direncanakan diisi dengan belajar materi “procedure” dan praktek membuat teh dengan langkah-langkah menggunakan bahasa Inggris diubah dengan tema “Vocabulary.  Kata-kata yang diberikan adalah :
            1.      Kepala             : Head
            2.      Rambut            : Hair
            3.      Mata                : Eye
            4.      Hidung             : Nose
            5.      Telinga             : Ear
            6.      Leher               : Neck
            7.      Lidah               : Tongue

Pada pertemuan ketiga, kelompok ingin mengajarkan bagaimana cara membuat sesuatu atau kelompok sebut dengan “how to make a tea”. Awalnya pada pertemuan ketiga ini kelompok ingin belajar mengenai bagaimana cara menghadapi orang asing menggunakan bahasa Inggris. Namun karena materi tersebut kelompok rasa tidak terlalu efektif jika disampaikan dengan kemampuan anak yang demikian, akhirnya kelompok mengganyikannya dengan prosedur cara membuat teh.

Analisis Proses Pembelajaran
Mengajar merupakan seni dan ilmu menstransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari di mana pun dan kapan pun, baik individual, kelompok, maupun di lembaga. Seni mengajar hanya terlihat ketika interaksi pembelajaran berlangsung. Pada proses belajar yang sudah dilakukan pengajar telah melakukan pengajaran dengan mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik yaitu dengan memberikan pengajaran bahasa Inggris yang fundamental. Pada prosesnya terjadi interaksi antara pengajar dan peserta didik sebagai wujud dari bentuk seni dari mengajar.   N.L. Gage mengemukakan 3 unsur dari seni mengajar:
1.      Intuisi
Intuisi merupakan pemikiran dan ide yang menjadi dasar landasan dari pengajaran. Pada dasarnya Intuisi muncul karena adanya ilmu dasar yang harus disampaikan pada peserta didik atau kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik. Intuisi kemudian dikembangkan dan direalisasikan dalam bentuk strategi pengajaran tertentu. Proses pembelajaran yang dilakukan kelompok sesuai dengan unsur ini, kelompok memiliki ide yang menjadi dasar landasan dari pengajaran, dalam hal ini kelompok memiliki ide untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak di lingkungan sekitar kelompok. Mengingat pentingnya bahasa Inggris pada era globalisasi, setelah itu kelompok mengembangkan intuisi menjadi sebuah realisasi dengan membuat sebuah strategi pengajaran yang kreatif.
2.      Ekspresi
Ekspresi adalah bagian dari komunikasi dari pengajar pada peserta didik. Hal ini terjadi untuk menghindari pengajaran yang monoton, serta dimaksudkan untuk meningkatkan minat peserta didik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan pengajar. Proses pengajaran yang dilakukan kelompok sesuai dengan unsur ini, dimana kelompok melakukan komunikasi dua arah dalam proses pembelajaran. Komunikasi yang diberikan juga tidak hanya dengan komunikasi verbal. Namun juga memberikan komunikasi non verbal seperti: kontak mata, memberikan sentuhan kepada peserta didik.
3.      Improvisasi
Improvisasi adalah kemampuan dari pengajar untuk mengubah, menambah, atau mengurangi materi dari pengajaran sesuai dengan kondisi yang ada. Hal ini terjadi untuk menyesuaikan materi dengan kemampuan dari peserta didik, atau untuk memaksimalkan pemahaman dari peserta didik atas materi yang diberikan.
Proses pengajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan unsur ini dimana para pengajar mampu untuk lebih fleksibel dalam membawakan materi. Pengajar peka terhadap kemampuan peserta didik dan menyesuaikan dengan kondisi yang terberi. Pada awalnya kelompok telah membuat rencana pembelajaran dengan sedemikian rupa, namun setelah di lapangan ternyata, kemampuan peserta didik dirasa belum cukup untuk mendapatkan pengajaran sebagaimana yang telah dirancang kelompok. Untuk menyikapi hal tersebut kemudian kelompok membuat rancangan baru untuk mengantisipasi kemungkinan peserta didik kesulitan mengikuti pembelajaran.
Konsep yang ditunjukkan pada pengajaran yang dilakukan kelompok adalah dengan menggunakan konsep paedagogi modern dimana adanya fasilitas dan pengelolaan yang berkelanjutan, ada proses interaksi anatara pengajar, peserta didik dan lingkungan, adanya strategi pembelajaran, teknik pembelajaran dan pengajaran. Pandangan tradisional memposisikan paedagogi sebatas seni mengajar atau mengasuh. Kini sangat kuat dan konsisten untuk mengembangkan hubungan dialektis yang bermanfaat antara paedagogi sebagai ilmu dan paedagogi sebagai seni (Salvatori, 1996).

Evaluasi Proses Pembelajaran
Dari keseluruhan proses pengajaran yang telah dilakukan kelompok menyadari adanya hambatan yang terjadi selama proses berjalannya pembelajaran. Adapun hambatan yang terjadi adalah sebagai berikut:
1.   Kelompok hanya melakukan survey pembelajaran apa yang dibutuhkan peserta didik yaitu membutuhkan pelajaran bahasa Inggris, namun kelompok tidak melakukan survey untuk melihat kemampuan dasar peserta didik dalam pelajaran bahasa Inggris sehingga rancangan pembelajaran yang dibuat tidak bisa dijalankan dikarenakan tidak sesuai dengan kemampuan peserta didik.
2.  Tidak mampunyai kelompok mengontrol peserta didik yang tidak mau mengikuti perintah pengajar selama proses pengajaran berlangsung.
3.   Penggunaan teh yang menggunakan teh instan dirasa kurang tepat karena proses nya menjadi lebih simpel dan mengajarkan anak pada produk instan yang kurang baik untuk kesehatan.

Demikian review pembelajaran, semoga pembelajaran yang bisa didapat dapat menjadi hal yang bermanfaat di kemudian hari, amiiin,