BAB I
PENDAHULUAN
“Pemimpin! Guru! Alangkah hebatnya
pekerjaan menjadi pemimpin di dalam sekolah, menjadi guru di dalam arti yang
spesial, yakni menjadi pembentuk akal dan jiwa anak-anak! Terutama sekali di
zaman kebangkitan! Hari kemudiannya manusia adalah di dalam tangan guru itu,
menjadi manusia”(Ir Soekarno)
Semua orang
pasti setuju jika guru adalah orang yang sangat berperan penting dalam proses
manusia menjadi manusia yang seutuhnya. Sehingga tak heran kalau seorang
presiden pertama Republik Indonesia berkata seperti kata pembuka pada tulisan
ini.
Guru
adalah sebuah profesi yang mulia karena di tangan merekalah masa depan bangsa
ini ditentukan. Guru juga dianggap sebagai pahlawan pembangunan, karena di
tangan mereka akan lahir pahlawan-pahlawan pembangunan yang kelak mengisi
ruang-ruang publik di negeri ini. Guru yang ideal, bukan sekedar guru yang
memenuhi syarat-syarat teknik: seperti pintar, pandai, atau pakar di bidang
ilmu yang dimiliki; melainkan yang jauh lebih penting dari itu semua, guru
harus bisa menempatkan dirinya sebagai "agent
of change" sehingga dengan itu masa depan bangsa dapat bersinar
dengan cerah.
Tugas
guru sebenarnya bukan hanya menjarkan ilmu kepada murid nya. Ada banyak sekali
tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru. Hal ini dikarenakan seorang guru
adalah tokoh panutan yang dianggap serba benar oleh muridnya. Sehingga seorang
guru harus memiliki karakter pribadi yang baik. Seperti karakter kesatria yang
mampu mengakui kesalahan jika memang melakukannya, jujur, disiplin, penyayang,
berintegritas, antusias, memiliki motif yang bagus dalam mengajar, serta
berkomitmen terhadap pendidikan. Disini, tugas guru juga untuk menumbuhkan
keingintahuan anak didik dan mengarahkannya dengan cara yang paling mereka
minati. Jika anak didik diberi rasa aman, dihindarkan dari celaan dan cemoohan,
berani berekspresi dan bereksplorasi secara leluasa, ia akan tumbuh menjadi
insan yang penuh dengan percaya diri dan optimistis.
Selain
itu ketika didalam kelas, seorang guru harus memiliki persiapan yang baik,
terorganisasi, konsisten, memiliki etika dalam mengajar, datang ke kelas dengan
tepat waktu, memiliki sifat fleksibelitas jika menemukan sesuatu ide dan
wawasan baru, mampu berdialog secara interaktif kepada siswa, dan mampu
mengelola suasa belajar sebaik mungkin. Seorang guru juga harus mampu menguasai
teknik-teknik dalam pengajaran. Khusus pada tugas kali ini saya akan
menjelaskan sedikit tentang teknik belajar dengan teknik paedagogi yang
merupakan teknik belajar yang diaplikasikan terhadap anak-anak. Di dalam ilmu
paedagogi seorang guru atau ahli paedagog adalah orang yang memang benar-benar
manjadi sosok yang sangat di contoh oleh anak didiknya. Sehingga guru haruslah
memiliki sifat seperti yang sudah kita jelaskan di awal.
Hal
diatas mungkin hanya sedikit kisah yang dapat kita jelaskan dari seorang guru. Pada
kesempatan ini saya ingin menyampaikan hasil wawancara saya kepada salah
seorang guru yang mengajar untuk murid di sebuah SMP pedesaan di sudut
kabupaten Langkat. Sekolah Menengah
Pertama Swasta Amana namanya. Letaknya di Kampung Kloni, Kecamatan Binjai,
Kabupaten Langkat. Wawancara dilakukan oleh saluh satu orang guru Ilmu
Pengetahuan Alam yang mengajar kelas 7 sampai 9.
BAB II
HASIL WAWANCARA
Guru
yang saya wawancarai adalah seorang guru yang sudah mengabdi untuk menjadi
seorang guru selama 6 tahun. Guru ini memiliki inisial nama RSD. Pak RSD adalah
seorang guru Ilmu Pengetahuan Alam yang saat ini berumur 26 tahun. Dengan spesialisasi
nya sebagai guru IPA, pak RSD sering mengeksplor cara mengajar dengan hal-hal
yang membuat anak didiknya senang Pak RSD mengajar di sekolah swasta SMP Amanah
desa Kwala Begumit Kec. Binjai Kab. Langkat.
Ada
satu kalimat yang sangat luar biasa ketika ssaya bertanya tentang bagaimana
pandangan bapak mengenai pendidikan. Kemudian Pak RSD menjawab pendidikan itu
sangatlah penting guna untuk memperbaiki harkat dan martabat manusia. Perlu diketahui
memang, hampir 80% dari seluruh murid yang belajar di sekolah tersebut berada
pada kondisi kelas ekonomi menengah kebawah. Alhasil belajar bukan merupakan
prioritas utama dalam hidup mereka, melainkan mencari uang adalah hal yang
paling penting. Sehingga banyak sekali murid yang memiliki motivasi rendah. Oleh
karena itu, peran Seorang guru juga harus
dapat mengemban tugasnya sebagai motivator yang mampu memotivasi anak didiknya
agar penuh semangat dan siap menghadapi serta menyongsong perubahan hari esok,
begitu tambahnya.
Pak
RSD memandang selain guru yang memotivasi murid untuk semangat belajar, peran
orang tua juga sudah berusaha untuk terus memberi semangat anaknya. Di tengah
situasi ekonomi keluarga yang tidak terlalu baik, orang tua terus saja
memotivasi anaknya. Sehingga terkadang anak tak bisa terlalu semangat karena
memang belum lahir kesadaran semangat belajar dari dalam dirinya.
Dari
sudut pandang pak RSD ketika melihat anak muridnya adalah ada secercah harapan
yang akan muncul demi memperbaiki harkat martabat keluarga si peserta didik
ataupun harkat martabat peserta didik tersebut yang memang berasal dari
keluarga kelas ekonomi ke bawah. Terkadang memang timbul rasa hilang semangat
dalam mengajar, namun demi tujuan awal tadi tercapai., pak RSD membuang rasa mala
situ dalam mengajar.
Dalam
mengajar, pak RSD memiliki sebuah filosopi mengajar adalah sebuah proses kita
menanam sebuah pohon. Saat ini kita menanam, merawat, dan menjaga. Lalu kemudian
suatu saat nanti kita akan menuainya kembali. Menuai dengan kesuksesan anak
didik yang hari ini kita ajarin dengan ilmu pengetahuan yang mungkin bagi
mereka tidaklah terlalu penting.
Pak
RSD mengajar anak didiknya dengan metode melihat situasi dan kondisi anak
didiknya. Biasanya kalau pada pagi hari, pak RSD menggunakan teknik yang
terstandarisasi jika mengajar. Namun ketika sudah siang hari dimana anak
didiknya banyak yang sudah merasa bosan dan kelelahan. Pak RSD menggabungkan
teknik belajar menggunakan games atau teknik lainya agar anak didiknya tidak
bosan. Biasanya anak didiknya lebih tertarik dengan menggunakan metode ini saat
belajar.
Demikianlah
hasil wawancara saya dengan pak RSD seorang guru SMP yang berhasil saya rangkum
di dalam penulisan BAB II ini.
BAB III
PEMBAHASAN
Mengajar
adalah tindakan seseorang atau tim dalam memberi petunjuk atau menyampaikan
informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek tertentu
diketahui atau dipahami. Mengajar berasal dari kata “ajar”. Kata ajar bermakna
memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan dan
sejenisnya kepada subjek tertentu. Ada beberapa elemen-elemen yang ada didalam
aktifitas mengajar meliputi, tujuan,
bahan ajar, interaksi guru dan siswa dengan perekat kemampuan pengelolaan
kelas, dan evaluasi dengan hasil belajar sebagai produknya. Pengajaran
merupakan interaksi guru dan siswa dalam rangka mengelaborasikan bahan ajar
dengan dukungan kemampuan pengelolaan kelas yang baik untuk mencapai tujuan
tertentu berupa hasil belajar siswa. Hasil belajar itu diketahui melalui
evaluasi. Interaksi antara guru dan siswa itulah yang disebut dengan proses
pembelajaran.
Dari
pengertian di atas kita dapat memahami ketika hasil wawancara menyebutkan
tentang teknik pengajaran yang dilakukan oleh guru tersebut. Dari hasil
wawancara terlihat lah secara jelas bagaimana apa yang dilakukan guru tersebut
merupakan proses pembelajar yang sesungguhnya. Dimana telah terjadi proses penyampaikan
informasi, pengalaman, pengetahuan dan sejenisnya kepada subjek tertentu yaitu
anak didik pada sekolah tersebut.
Kegiatan
mengajar yang unggul dipandang sebagai proses akademik, dimana siswa
termotivasi belajar secara berkelanjutan, substansial, dan positive terutama
berkaitan dengan bagaimana mereka berpikir, bertindak dan merasa. Seorang guru
yang baik dipandang sebagai salah satu energi yang memberikan konstribusi positif
yang luar biasa terhadap terciptanya suasana belajar siswa, termasuk
membangkitkan minat mereka serta memotivasi siswanya. Dari teori ini kita dapat
melihat bagaimana kondisi siswa yang ada di sekolah tersebut. Dengan kondisi
semangat yang tidak baik karena memang kondisi ekonomi keluarga mereka yang
kurang baik membuat guru harus bisa menjadi motivator handal untuk anak
didiknya. Sehingga hal ini dapat dimaksimalkan oleh guru yang mengajar. Jangan sampai
guru yang ,mengajar terlihat tidak termotivasi, hal ini akan manambah hilangnya
motivasi yang dimiliki oleh anak didiknya.
Selain itu, kita juga dapat
melihat dari perspektif paedagogi modern dimana definisi yang terkait dengan
padagogi modern disajikan berikut ini:
1. Pengajaran (teaching), yaitu teknik dan metode kerja
guru dalam mentransformasikan konten pengetahuan, merangsang, mengawasi dan
memfasilitasi pengembangan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
berhasil. Termasuk dalam kerangka pengajaran adalah penilaian formatif dan
sumatif, juga memberi peluang kepada siswa untuk “membantu” merevisi dan
meningkatkan kualitas pemikiran dan pemahaman. (Guru pada posisi sentral). Disini
guru yang diwawancarai sengat menggunakan ini dalam pengajarannya, dimana guru
sering menjadi pengarah murid jika diberikan satu permasalahan.
2. Belajar (learning), yaitu proses siswa
mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan
pengetahuan serta keterampilan (seperti penyelidikan, berpikir kritis, kerja
sama tim, mengorganisasikan, dan memecahkan masalah). Sesuai dengan perjalanan
waktu kualitas mengajar dapat mengakibatkan siswa mencapai pemikiran tingkat
tinggi dan pemahaman yang mendalam, mengetahui tentang proses belajar mereka
sendiri, metakognisi, kemampuan untuk mentransfer apa yang telah dipelajari
pada situasi baru, dan kapasitas umum untuk menjalani kehidupan yang lebih luas
dan belajar seumur hidup. Belajar semur hidup itu merupakan sebuah kontinum
yang berlaku untuk guru.
3. Hubungan mengajar dengan
belajar dengan faktor lain yang tergamit mendorong minat paedagogi. Misalnya, siswa melakukan
penelitian sederhana. Hubungan itu bisa bermakna siswa dibimbing oleh guru atau
kegiatan belajar yang berpusat pada siswa, namun tetap di bawah bimbingan guru.
Hubungan itu, apa pun bentuknnya tetap terkait dengan kegitatan mengajar dan
belajar. Memang ada pemikiran yang kontras, bahwa aktivitas mengajar dan
belajar itu kehilangan hubungan efikasi; siswa haru menjadi peroaktif dan lebih
otonom. Guru yang diwawancarai juga sering menggunakan ini dalam pengajarnya,
4. Hubungan mengajar dan
belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan pada segala tahapan usia, yaitu sebagaimana yang
dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan formal dan nonformal dalam
masyarakat, dalam keluarga, dan dalam kehidupan kerja (Cropley dan Dave, 1978).
Sekolah merupakan salah satu bagian dari total spektrum pengaruh pendidikan.
Dari terori tentang paedagodi
modern di atas memang telah dilakukan guru, namun terkadang respon dari murid
sangat lah tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Sehingga guru butuh effort yang lebih besar untuk mengajak
siswanya kembali.
Selain itu jika dilihat dari
teori system paedagogi abad 21, saya rasa guru tersebut sudah mulai
menerapkannya. Paedagogi abad 21
merupakan sebuah teori baru yang didapatkan dari perubahan tantangan dunia
untuk terus meningkat termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Paedagogi abad
21 juga sering disebut dengan paedagogi progresif (progressive pedagogy). Pada dasarnya pedagogi abad 21 tidak hanya
berbicara mengenai seni dan ilmu mengajar, melainkan juga mendorong banyak
orang untuk melakukan redesain dan pemahaman ulang atas begaimana
menggunakannya untuk merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa
dan kemajuan zaman. Artinya paedagogi tidak sekedar harus dipahami, melainkan
juga bagaimana cara mengaplikasikannya. Cara pengaplikasiannya itu termasuk ke
dalam pengetahuan paedagogis vernacular/praktis.
Namun, dalam bidang keilmuannya/ilmiah juga harus terus dikembangkan dengan
penelitian-penelitian yang di buat oleh
peneliti paedogog. Manfaat dari
penelitian ini adalah : Pertama, umtuk menghasilkan pengetahuan baru tentang
pengajaran dan pembelajaran, kedua, agar guru dapat memahami, menjelaskan,
membela, membenarkan, dan bila perlu memodifikasi paedagogi. Jika kedua hal ini
bisa berjalan dengan seiringan paedagogis praktis dan ilmiah, maka system
peadagogi abad 21 dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang
maksimal.
Dalam pengaplikasian
saat belajar, guru tersebut akan melihat situasi dan kondisi dari si anak
didiknya. Jika anak didiknya sedang bersemangat maka guru akan memberikan
pembelajaran. Namun bila kondisi anak sedang tidak bersemangat, guru tersebut
akan memberikan pembelajaran dengan system permainan yang akan membuat anak
nyaman untuk belajar. Artinya guru akan melihat kebutuhan siswa dalam system pembelajarannya.
Demikianlah beberapa teori yang sudah saya bahas
dari hasil wawancara kepada guru.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil wawancara juga analisa
menggunakan teori yang ada, kesimpulan pada tugas ini adalah system belajar
paedagogi kalau ditertapkan dengan baik akan mampu menghasilkan hasil belajar
yang berkualitas. Namun tidaklah mudah untuk melakukan pembelajaran menggunakan
teknik ini. Haruslah seorang guru dengan integritas yang tinggi, berkarakter kesatria yang mampu mengakui kesalahan jika memang
melakukannya, jujur, disiplin, penyayang, antusias, memiliki motif yang bagus
dalam mengajar, serta berkomitmen terhadap pendidikan lah yang mampu
mendapatkan hasil yang maksimal.
Selain itu
proses pembelajaran yang baik dapat kita lihat dari hasil evaluasi terhadap
siswa. Jika hasil evaluasi mendaptkan hasil yangh kurang maksimal seorang guru
haruslah menjadi orang yang bertanggungjawab untuk memberikan pengetahuan lagi
sampai muridnya mengerti.
Kemudian,
seiring berjalannya waktu. System pengajaran haruslah mengikuti perkembangan
zaman dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Sehingga munculah teori
paedogagi modern yang juga telah di lakukan dalam pembelajaran guru tersebut. Dimana
dalam pengaplikasiannya guru tidaklah terlalu terfokus terhadap bahan ajar. Namun
guru harus melihat kebutuhan siswa dalam meneriman bahan ajar tersebut. Hal ini
juga sesuai dengan kemajuan teori paedagogi abad 21 yang mengsinkronkan antara
penelitian ilmiah juga praktiknya dalam pembelajaran.
Sehingga
dari hasil ini, harapan kita tentang kemajuan hasil pembelajaran dapat kita
dapatkan dengan maksimal. Dan juga hasil dari pembelajaran mendapatkan manusia
intelek yang berhati nurani untuk kepentingan dan kemajuan bangsa kita ini.
BAB
V
SARAN
Berikut saya
sampaikan saran guna untuk kemajuan kita bersama :
Saran
untuk Guru
·
Pada saat mengajar, guru harus tetap
menjaga motivasi agar anak didik yang melihat juga tetap menunjukan motivasi
yang baik. Sehingga proses belajar dapat berjalan dengan baik
·
Ciptakan proses belajar yang tidak
membosankan, guna menjaga kondisi kelas
Saran untuk Sekolah
·
Melakukan pelatihan motivasi terhadap
siswa
·
Melakukan pelatihan soft skill agar kemampuan anak dapat bertambah
·
setelah wawancara dilakukan sebagai
bentuk terima kasih kepada responden.
Saran untuk Mata Kuliah Paedagogi
·
Tugas seperti ini sangatlah baik untuk
terus dilakukan. Tugas ini dapat membuka mata tentang bagaimana sebenarnya
penerapan proses pembelajaran secara langsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Danim, P. D. (2013). Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung:
CV. Alfabeta.
0 komentar:
Posting Komentar