Selasa, 23 Oktober 2012

Review Jurnal dan Pembahasan dengan Teori Kognitif



Judul                : Usaha Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi Fisika Melalui Pembelajaran   dengan Pendekatan Konflik Kognitif
Penulis             : P. Maulana
Asal Penulis     : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas   Negeri Semarang (UNNES), Semarang, Indonesia
Sumber            : Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 98-103

Pendahuluan
Miskonsepsi fisika dapat terjadi pada siapa saja di setiap jenjang pendidikan, baik pada siswa sekolah dasar, sekolah menengah, mahasiswa, bahkan guru ataupun dosen. Dalam KTSP, fisika merupakan mata pelajaran yang lebih banyak memerlukan pemahaman. Hal ini dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di sekolah menengah yang dapat dijadikan sebagai modal penguasaan ilmu dan teknologi pada pendidikan selanjutnya. Agar penguasaan standar kompetensi dapat tercapai maka siswa harus dapat memahami konsep-konsep sub pokok bahasan tertentu dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah apakah pendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisika mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap miskonsepsi fisika dan apakah pendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisika mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika.

Metode
Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 1 Semarang yang terdiri dari 288 siswa dan terbagi dalam delapan kelas dan masing-masing kelas terdiri dari 36 siswa. Sedangkan sampelnya adalah siswa kelas VII E sebagai kelas eksperimen dan VII C sebagai kelas kontrol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan langkah sebagai berikut : kondisi awal kedua sampel diberi pretes, setelah itu kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran menggunakan pendekatan konflik kognitif dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Pada kondisi akhir dilakukan postes untuk kedua kelas, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisika mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap miskonsepsi. Indikator dalam penelitian ini adalah penguasaan materi pelajaran dengan miskonsepsi sedikit mungkin. Untuk mengukur indikator tersebut dilakukan melalui test.
Analisis data dilakukan dalam dua tahap diantaranya (1) analisis data sebelum penelitian meliputi analisis data nilai IPA semester 1 kelas VII tahun pelajaran 2008/2009 dan data pretes. (2) analisis data setelah penelitian yaitu analisis terhadap data postes.
Analisis data sebelum penelitian digunakan sebagai syarat dalam pengambilan sampel yaitu dengan menguji homogenitas populasi, dan juga untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok sebelum diadakan perlakuan. Analisis data setelah penelitian digunakan untuk mengetahui keadaan akhir kedua kelompok setelah diadakan perlakuan. Selain itu digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu dengan melakukan uji normalitas, uji perbedaan dua rata-rata terhadap derajat miskonsepsi dan data postes.

Metodologi
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental, dimana menggunakan pretest dan post test.Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah:
1.      Variable terikat : Pembelajaran dengan pendekatan konflik kognitif
2.      Variable bebas : mengurangi terjadinya miskonsepsi fisika

Instrumen 
Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, dan metode tes. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan daftar nama siswa, dan daftar nilai IPA semester 1 kelas VII tahun pelajaran 2008/2009. Metode tes digunakan untuk mengukur aspek kognitif siswa. Tes yang digunakan adalah tes objektif beralasan yaitu tes bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban disertai dengan alasan.

Hasill Penelitian
Hasil penelitian pada penelitian ini adalah pendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisika mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap miskonsepsi fisika.. Selain itu pendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisika mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika.

Pembahasan dengan Teori Perspektif Kognitif 
Di dalam teori perspekti kognitif dijelaskan tentang komponen belajar yaitu :
  • .       Kerangka belajar, yang mencakup pengetahuan sebelumnya dimiliki
  • .      Proses identifikasi, seperti persepsi pengkodean, dan pengkonstruksian makna. 

Dari keterangan di atas kita sudah bisa menyimpulkan bahwasannya seseorang pemelajar harus sudah memiliki kerangka belajarnya sebelum membahas pelajaran disekolah, kemudian akan terjadi proses pengidentifikasian. Menurut Piaget di dalam belajar akan ada proses asimilasi dan akomodasi. Dengan asimilasi siswa menggunakan konsep-konsep yang telah mereka punyai untuk berhadapan dengan fenomena baru. Dengan akomodasi siswa mengubah konsepnya yang tidak cocok lagi dengan fenomena baru yang mereka hadapi.
Hal ini lah yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar fisika agar tidak terjadi miskonsepsi. Biasanya fisika adalah ilmu yang diperlukan pemahaman lebih dalam pengerjaan nya. Sedangkan siswa hanya memiliki pengalaman yang mungkin sesuai dengan pembahasan fisika tersebut. Sehingga setiap pengalaman yang ada akan mengasimilasi dan kalau ada yang tidak sesuai maka proses akomodasi terjadi. Sehingga dengan ini pemahaman siswa terhadap konsep fisika akan semakin meningkat.
Selain itu, kalau siswa belajar dengan system pemahaman asimilasi dan akomodasi, besar kemungkinan proses belajar akan semakin berkesan sehingga siswa dapat lebih mudah melakukan proses retrieval kembali karena akan tersimpan pada memori jangka panjang.

0 komentar:

Posting Komentar