Pada BAB
ini kita akan membahas mengenai proses awal terbentuknya teori belajar.
Disetiap masa, sains adalah hal-hal yang dihasilkan oleh riset, dan riset tidak
lain adalah metode efektif yang telah ditemukan dan sesuai dengan zamannya. Setiap
langkah dalam kemajuan sains atau ilmu pengetahuan akan bergantung pada langkah
sebelumnya. dan proses ini tidak bisa dipercepat dengan hanya berharap
(boring), 1930
Behaviorisme
menjadi aliran dominan dari 1920an hingga 1950an, namun ia tidak sepenuhnya
bebas dari kritikan tokoh lainnya. Pendapat yang menentangnya yakni psikologi
gestalt yang menekankan pada pentingnya persepsi pemelajar dalam situasi
pemecahan masalah dan karenanya ia membahas persoalan kognitif.
Dalam behaviorisme ada
beberapa hal yang penting, yakni :
- Hal
yang menjadi fokus studi ialah perilaku yang tampat atau yang bisa
diamati, bukan kejadian mental internal atau rekonstruksi verbal atas
kejadian.
- Perilaku
tersebut harus dipelajari melalui elemennya yang paling sederhana (stimuli
spesifik dan respon spesifik) dan perilaku bisa diajarkan berdasarkan
pengkondisian.
- Proses
belajar adalah perubahan behavioral. Suatu respons khusus terasosiasikan
kejadian dari suatu stimulus khusus, dan terjadi dalam kehadiran tersebut.
Dari
dasar behaviorisme tersebut ada beberapa tokoh yang membahas dan melakukan
berbagai riset dalam menelaah teori ini. Adapun tokoh-tokoh tersebut seperti
Ivan Pavlov, B. F. Skinner, John B. Watson, Albert, dll.
Dalam
teori behaviorisme terdapat juga suatu aliran yang mana aliran tersebut merujuk
pada teori behaviorisme, yakni Koneksionisme yang dipopulerkan oleh Eedward Thorndike.
Teori ini berbeda dengan pengkondisian klasik dalam dua hal, yaitu : pertama
Thorndike tertarik dengan proses mental, dan kedua melakukan riset reaksi
refleks atau tidak sukarela, Thorndike meneliti perilaku mandiri atau sukarela.
Psikologi
Gestalt merupakan teori yang menentang teori behaviorisme. Teori ini berfokus
pada pengalaman persepsi, dengan pendiri psikologi Gestalt adalah Max Wertheimer.
Riset yang dilakukan psikologi Gestalt terhadap persepsi visual menunjukkan
bahwa : (a) ciri global dideteksi sebagai keseluruhan, bukan sebagai
elemen-elemen sederhana, (b) proses ini konstruktif karena individual sering
mentransformasikan input visual yang tidak lengkap ke dalam citra perseptual
yang lebih jelas. (Lehar, 2003, h. 51).
Teori ini
diasumsikan berdasarkan, yakni : perilaku bersifat molar, individu memahami
aspek dari lingkungan sebagai organisasi stimuli, dan merespon berdasarkan persepsi
tersebut, selanjutnya organisasi atau susunan dari stimuli di lingkungan itu
sendiri adalah sebuah proses, dan proses ini mempengaruhi persepsi individu.
Dilhat
berdasarkan masing-masing asumsi teori Behaviorisme dan Gestalt terjadi
berbagai perbedaan yang mendasar didapat. Adapun perbedaan tersebut ialah :
- Teori
Gestalt berpendapat bahwa yang harus dipelajari adalah perilaku molar
bukan perilaku molekular.
- Teori
Gestalt berfokus pada pengalaman persepsi sedangkan teori Behaviorisme
berfokus pada perilaku yang bisa
diamati.
0 komentar:
Posting Komentar